REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menegaskan pihaknya serius dalam memerangi kejahatan Narkoba. Namun, Polri tidak akan mengikuti cara Pemerintah Filipina untuk menerapkan tembak mati bagi pelaku kejahatan Narkoba.

"Indonesia akan menerapkan reward penghargaan bagi petugas yang mengungkap Narkoba. Kami akan beri target dan evaluasi, Polda mana, Polres mana, dan Polsek mana yang memiliki prestasi memberantas Narkoba," ujar Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (24/8).

Menurutnya evaluasi dan reward ini sangat penting untuk mengukur jajarannya dalam melakukan pemberantasan Narkoba. Misalnya Polda, Polres, dan Polsek mana yang memiliki prestasi dan mana yang tidak memiliki prestasi.

Penilaian tersebut bukan dilihan dari seberapa banyak pengungkapan kasus Narkoba, namun mengukur wilayah itu sendiri. Misalnya Jakarta mengungkapkan dua kasus Narkoba tentu saja ini hal yang kecil untuk ukuran Jakarta. Sedangkan di daerah yang jarang sekali memiliki kasus Narkoba namun polisi di wilayah tersebut mampu menemukan maka ini memiliki penilaian tersendiri.

Kemudian sambungnya bisa juga penyidik tersebut bukan saja mengungkapkan para kurir-kurir Narkoba, namun juga mampu membaca peta jaringannya. Dari mana kurir mendapatkan, bagaimana memasukkan Narkoba, bagaimana mengedarkannya, sampai tokoh utama di balik pengedaran tersebut diamankan.

"Kami semua memahami tentang peta jaringan Narkoba, jadi jangan hanya disodorkan pengungkapan kurir-kurirnya saja tapi juga pengungkapan tokoh utama. Baru kami beri penghargaan," jelasnya.

Hal tersebut kata Tito didasari dari betapa berbahayanya Narkoba bagi generasi muda Indonesia. Sedangkan setiap harinya begitu banyak kasus pengungkapan Narkoba.

"Oleh karena itu, seluruh jajaran kepolisian dari Mabes, Polda, Polres, Polsek semua harus bekerja keras untuk mengungkapkan jaringan Narkoba ini," tegasnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika