REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selimut tipis awan hitam menggelayut di atas bangunan berwarna putih. Walau langit tak tampak cerah, warna putih susu yang terpancar dari bangunan Masjid Agung Makhachkala itu tetap menyiratkan pesonanya.
Masjid ini menjadi salah satu kebanggaan bagi Muslim di Dagestan. Dagestan adalah salah satu negara federasi Rusia. Letak masjid ini berada di ibu kota Dagestan, Makhachkala. Menjadi kebanggaan publik setempat karena statusnya yang menyandang sebagai salah satu masjid terbesar di Eropa. Daya tampung dalam satu kali ibadah bisa mencapai lebih dari 15 ribu jamaah.
Tapi, bukan hanya besar bangunannya yang membuat masjid ini menjadi tampak memikat. Namun, para pelancong yang kebetulan singgah ke Makhachkala akan dibuat terpesona karena melihat gaya arsitektur bangunan masjid ini.
Dari luar, tampak nyata adanya pengaruh arsitektur Turki Usmani. Bahkan, seperti tertulis di situs resmi masjid ini, desain utamanya mengadopsi pada bangunan Masjid Biru di Istanbul, Turki. Kuatnya pengaruh Turki ini menjadi hal yang sangat wajar pada Masjid Agung Makhachkala.
Masih dari situs resminya, disampaikan biaya untuk pembangunan masjid ini mendapatkan sokongan besar dari dermawan Turki. Tak heran jika kemudian Masjid Agung Makhachkala ini memiliki pesona layaknya Masjid Biru di Istanbul. Keduanya memiliki pola kubah yang bertumpuk-tumpuk.
Di Masjid Agung Makhachkala ini, total kubah masjidnya berjumlah 57. Kubah utamanya berada di bagian teratas dengan ukuran paling besar. Lalu, kubah yang berukuran lebih kecil berada di bagian bawah kubah utama. Kubah-kubah kecil itu kemudian membentuk pola bertumpuk layaknya Masjid Biru.
Selain kubah bertumpuk, hadir juga dua buah menara atau minaret. Dua minaret ini hasil adopsi arsitek Mimar Sinan. Ia adalah sosok paling berpengaruh dalam perancangan sejumlah masjid di Turki pada masa kekhalifahan Usmani.
Menara hasil rancangannya tersebut memiliki bentuk kotak pada bagian dasar. Setelah itu, dipadukan dengan bentuk silinder yang ramping. Pada bagian atas minaret, dihadirkan bentuk kerucut. Pada minaret di masjid ini terdapat dua balkon kecil.
Hadirnya bentuk kubah dan minaret pada Masjid Agung Makhachkala inilah yang membuatnya begitu kuat diasosiasikan dengan gaya arsitektur masjid Turki. Tampilan itu terasa lengkap dipandang ketika bagian luar itu dilumuri oleh cat berwarna putih susu. Kala malam tiba, pendaran putih dari kubah dan menara akan menjadi sangat terlihat nyata. Inilah pesona yang tersaji di bagian luar.
Sumber: Pusat Data Republika