REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Kalimantan Barat saat ini mengalami kejadian luar biasa (KLB) rabies. Sebagian besar kabupaten/kota di Kalimantan Barat mengalami masalah merebaknya rabies.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis meminta bupati/wali kota serius menghadapi ancaman bahaya tersebut. "Bupati dan Wali kota saya harap untuk serius, menangani dua kejadian bencana yakni asap dan vaksin untuk rabies," ujarnya, Kamis (25/8).
Pengobatan rabies bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan menggunakan vaksin dan menggunakan depopulasi dari faktor lalu lintas penularan penyakit dan peran serta masyarakat. Selain itu, perlu juga mengedukasi masyarakat agar selalu waspada terhadap rabies.
Ada hal yang perlu diperhatikan terkait rabies, misalnya pengawasan sumber hewannya (hulunya ada dari perternakan). Kemudian pergerakan lalu lintas hewannya dalam beraktivitas agar manusia selalu waspada.
Adanya keterbatasan anggaran dan peralatan untuk mengatasi KLB rabies tersebut membuat gubernur Kalbar meminta bantuan kepada BNPB. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB akan membantu dengan dana siap pakai untuk darurat rabies di Kalimantan Barat. Kebutuhan anggaran saat ini masih dilakukan perhitungan.
Diharapkan KLB rabies dapat cepat diatasi mengingat korban masyarakat sudah cukup banyak. Saat ini rabies masih banyak ditemukan di Indonesia. Targetnya 2030 Indonesia bebas rabies tingkat dunia dan 2020 Indonesia bebas rabies di tingkat ASEAN.