Ahad 04 Sep 2016 07:05 WIB

Uni Eropa Memperbaiki Hubungan dengan Turki

Rep: Lintar Satria/ Red: Bayu Hermawan
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan
Foto: Reuters / Huseyin Aldemir
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA -- Uni Eropa mencoba memulihkan hubungan dengan Turki, pascakudeta gagal terhadap Pemerintahan Erdogan pada bulan Juli lalu. Hubungan dengan Turki sempat memanas setelah Uni Eropa memberikan kritik keras terhadap Pemerintahan Turki pascakudeta tersebut.

"Pada tataran politik kami perlu memulihkan hubungan, kita perlu menormalkan situasi," kata Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn, Sabtu (3/9).

28 menteri luar negeri Uni Eropa melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki Omer Celik. Uni Eropa membutuhkan Turki untuk menutup keran imigran dari Timur Tengah.

"Ini pertama kalinya kami berbicara satu sama lain sejak kudeta, bukan bicara tentang satu sama lain. Tapi kami tidak bisa melupakan peraturan hukum. Dalam pertemuan ini semua orang sepakat jika kami ingin menstabilakan situasi, Turki harus kembali ke peraturan hukum yang berlaku secepat mungkin," jelasnya.

Sementara Menteri Luar Negeri Omar Celik mengaku Turki sangat kecewa dengan sikap Uni Eropa pascakudeta. Namun ia juga mengatakan pertemuan ini menghasilkan agenda positif bagi kedua belah pihak.

"Sebagian hasil dari pertemuan tersebut, ada konsensus yang sangat fokus pada agenda positif dan meningkatkan kerja sama antara Turki dan Uni Eropa," katanya

Pascakudeta Uni Eropa kritis terhadap kebijakan Turki yang melanggar banyak supremasi hukum dan hak asasi manusia. Uni Eropa juga mengkritik sikap Turki yang memberhentikan 80 ribu orang PNS dan menangkap para simpatisan Fethullah Gulen.

Pada pertemuan di Bratislava ini Uni Eropa memberi pesan lebih damai ke Turki. Dan tetap meminta Turki untuk berusaha mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi.

"Saya sangat mengharapkan ada peningkatan hubungan sekarang," kata Menteri Luar Negeri Slovakia Miroslav Lajcak.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement