Ahad 04 Sep 2016 20:10 WIB

Pengamanan Gereja di Medan Diperketat

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Aksi teror dan serangan yang terjadi di gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Ahad (28/8) lalu membuat pengamanan di sejumlah gereja diperketat. Ibadah yang dilakukan hari ini mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.

Beberapa gereja yang tampak dijaga polisi, yakni gereja Maranatha di Jl S Parman dan gereja Santo Yosep. Tampak sejumlah aparat kepolisian berjaga di halaman gereja-gereja tersebut.

Salah seorang pengurus gereja Santo Yosep, Josua ginting membenarkan pengetatan penjagaan ini.

"Tapi enggak ada yang berlebihan penjagaannya. Ibadah hari ini pun normal seperti biasanya, jemaat yang datang sepertinya tidak trauma atas aksi minggu lalu," kata Josua, Ahad (4/9).

Salah seorang polisi yang berjaga di gereja Santo Yosep mengatakan, penjagaan gereja ini merupakan instruksi dari Polda Sumut dan Polresta Medan. Selain itu, pengetatan pengamanan juga dilakukan untuk menghindari aksi teror serupa terjadi.

"Ini sebagai antisipasi biar warga yang datang merasa aman saat beribadah," kata petugas tersebut.

Aksi teror dan serangan terjadi di Gereja Stasi Santo Yosep, Jl Dr Mansyur, Medan, Ahad (28/8) pagi. Saat itu, seorang pemuda berinisial IAH (17) diringkus jemaat saat menyerang pastor dengan pisau. IAH pun diduga ingin meledakkan bom yang dibawanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement