Selasa 06 Sep 2016 06:42 WIB

Unih, Penderita Kaki Gajah Dibawa ke RS Jakarta

Rep: Santi Sopia/ Red: Bilal Ramadhan
Penyakit Kaki Gajah
Foto: .
Penyakit Kaki Gajah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Raut terharu terpancar dari wajah Unih, penderita kaki gajah, seorang ibu dari dua anak. Unih merupakan warga Kampung Setu RT 03, RW 05 Desa Leuwinutug Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Unih mendapat kunjungan dari Bupati Kab Bogor, Nurhayanti, Senin (5/9.).

Unih yang ditemani kakak kandungnya Rumsiah tidak mengetahui gejala sakit filiarisis atau kaki gajah, hingga dirinya hanya mengobatinya dengan obat penghilang panas dan nyeri dari warung saja.

"Awalnya saya demam dan ada bercak-bercak merah di kaki, lalu di tahun yang sama perlahan-lahan bengkaknya semakin besar walaupun sudah diberi obat filiriasis. Pertama kaki kiri aja yang bengkak, lalu sejak lima tahun lalu kaki yang kanan juga ikut membengkak," ujar penderita kaki gajah selama belasan tahun itu.

Sedangkan Nurhayanti mengatakan, pemerintah Kabupaten Bogor akan segera mengambil tindakan terhadap Unih dengan membawanya ke rumah sakit Fatmawaty Jakarta dengan rujukan yang diberikan Puskesmas setempat dan RSUD Cibinong.

"Hari rabu (7/9), kita bawa ke rumah sakit Fatmawati Jakarta, saat ini rujukan sudah di urus oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, sambil dikomunikasikan melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas terkait kesiapan dokter disana untuk menangani dan ibu Unih harus tetap sabar dan tawakal, "ungkapnya.

Ia berharap agar  Unih bisa dioperasi dalam usaha penyembuhan nya kaki gajahnya, namun bila tidak bisa di operasi harus ada masukan dari tim dokter Rs. Fatmawati yang melakukan penanganan terkait pengobatan ibu Unih bila dilakukan pengobatan rawat jalan.

Nurhayanti juga berjanji Pemerintah Kabupaten Bogor akan konsentrasi terus dan mensosialisasikan bahaya terhadap bahaya kaki gajah terhadap masyarakat, oleh sebab tenaga kesehatan harus selalu turun kelapangan untuk melihat masalah sosial yang ada di tengah masyarakat.

"Saya perintahkan agar jajaran cepat tanggap menangani masalah sosial, dengan kejadian ini kita akan lebih galakkan bulan eleminasi kaki gajah (Belkaga) di bulan Oktober nanti," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang P2PKL Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dokter Kusnadi menerangkan kasus Unih sudah pernah ditangani dan terakhir RS Fatmawati merekomendsikan agar korban diamputasi, namun Unih menolak.

"Penanganan penyakit filiariasis ini terbilang telat, karena waktu itu umumnya masyarakat tidak mengetahui gejala penyakit filiariasis. Sekarang karena sel getah beningnya sudah rusak, tinggal dijaga saja kesehatannya agar kakinya tidak terluka," ujarnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Wawan Munawar Sidik, Camat Citereup, Asep R dan pemerintah lainnya juga turut mengunjungi Unih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement