REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO -- Seorang nelayan asal Situbondo jatuh dan hilang di perairan Selat Madura saat melaut bersama belasan orang temannya. Petugas SAR gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Basarnas Kabupaten Situbondo telah melakukan pencarian terhadap namun hingga saat ini korban belum ditemukan.
"Informasi yang kami terima nelayan yang dinyatakan hilang itu bernama H.Mukad alias Siddiq (55) warga Dusun Pecinan, Desa Kecamatan Besuki. Nelayan tersebut terjatuh dari perahunya saat mencari ikan pada Senin (5/9) dini hari, tepatnya pukul 01.00 WIB," kata Kepala BPBD Kabupaten Situbondo Zainul Arifin, Senin (5/9).
Ia mengatakan, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian nelayan hilang itu dengan menggunakan Kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basarnas dan Kapal milik BPBD di perairan laut antara Situbondo-Madura. "Sedangkan beberapa teman korban diajak oleh petugas menunjukkan titik jatuh dan hilangnya nelayan tersebut," paparnya.
BPBD mengatakan upaya Tim SAR gabungan mencari nelayan tersebut terkendala cuaca buruk. "Perahu karet milik BPBD dan kapal milik Satuan Polisi Air serta Kapal RIB milik Basarnas yang melakukan pencarian terpaksa kembali ke darat setelah dua jam sebelumnya melakukan penyisiran di Selat Madura karena cuaca buruk dan ombaknya mencapai dua meter lebih," kata Zainul.
Ia mengemukakan pencarian terhadap sang nelayan dilakukan oleh tim SAR gabungan di perairan Selat Madura yang berjarak sekitar 13 mil dari Pelabuhan Kalbut Situbondo. Lokasi jatuh dan hilangnya nelayan tersebut dari perahunya, kata dia, adalah di perairan laut antara Panarukan-Kalbut Situbondo atau sekitar 8 mil dari bibir pantai.
"Pada pukul 15.00 WIB Tim SAR gabungan sudah kembali ke darat dan pencarian nelayan tersebut akan dilanjutkan besok pagi (Selasa (6/9)," katanya.
Zainul menjelaskan, kronologi hilangnya seorang nelayan itu bermula saat perahu jenis selerek Harapan 2 milik Rofiki warga Desa Pesisir, Kecamatan Besuki, tersebut dengan 20 Anak Buah Kapal (ABK) berangkat dari Pelabuhan Besuki Ahad (4/9) sore pukul 15.00 WIB untuk mencari ikan di perairan laut Panarukan hingga Kalbut Situbondo.
Pada Senin pukul 01.00 dini hari, lanjut dia, ketika korban bersama 19 teman lainnya menebar jaring ikan dan korban yang kebagian menjaga alat penerangan dengan menggunakan perahu rakit bambu, tiba-tiba mesin perahu tiba-tiba mati sehingga menjadi gelap dan korban terpisah dari rombongan perahu selerek tersebut.
"Karena Perahu Harapan 2 mengalami kerusakan pada mesin, perahu rakit pun terpisah. Tepat pukul 03.00 WIB, Perahu Harapan 2 ditolong oleh perahu nelayan lainnya dan ditarik ke Pelabuhan Kalbut Situbondo," ungkapnya.