REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak berhasil memadamkan api di enam sumur minyak di kawasan Qayyara, yang pada bulan lalu direbut kembali dari ISIS, kata kementerian energi pada Selasa (6/9).
Namun, api masih menyala di tiga sumur di kawasan sama. ISIS membakar sebagian besar sarana minyak di Qayyara sebelum lari dari kepungan pasukan pemerintah Irak. Akibat kebakaran tersebut, langit di Qayyara dipenuhi asap hitam selama beberapa hari, sementara minyak meluap ke sejumlah jalan utama.
Pejabat setempat pada pekan lalu mengaku telah memadamkan api di empat sumur. Tetapi, saksi di wilayah Qayyara, setelah pemerintah menyatakan berhasil memadamkan api masih menyaksikan puluhan kepulan asap terpisah satu sama lain. Pejabat militer pada Ahad juga mengatakan api masih menjalar.
"Sebagian upaya pemadaman api meliputi pemindahan bahan-bahan yang mudah meledak dari sumur-sumur itu. Kami juga mencoba mencegah kebocoran minyak mentah ke sungai terdekat demi menghindari polusi," kata juru bicara kementerian energi, Asim Jihad.
Satuan pemadam kebakaran telah berhasil membangun tanggul dari lumpur dan menggali parit untuk mencegah agar minyak tidak meluap sampai ke pemukiman penduduk setempat.
Jihad mengatakan tiga sumur yang masih terbakar kini berada di luar wilayah kontrol pasukan pemerintah. Pihaknya berjanji akan segera memadamkan api di wilayah tersebut segera setelah tentara Irak merebutnya kembali.
Wilayah Qayyara adalah produsen minyak mentah dengan kandungan sulfur tinggi. Ada juga sebuah kilang berukuran kecil yang berfungsi untuk memproses sebagian minyak dari sumur setempat.
Kementerian energi Irak mengatakan mereka tidak akan memulai kembali produksi dari ladang minyak di Qarraya sebelum pasukan pemerintah merebut kembali seluruh Mosul, ibu kota de facto ISIS di Irak. Dua ladang minyak utama di kawasan Mosul, yakni Qayyara dan Najma dulunya menghasilkan sekitar 30 ribu barel minyak berkandungan belerang tinggi per hari, sebelum dikuasai ISIS.