REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengaku lembaganya sangat terdampak kebijakan pemangkasan anggaran sebesar Rp 6,5 triliun. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud harus mengurangi sejumlah kegiatan.
"Sangat (terdampak,red), kalau kita hitung direktorat jenderal kebudayaan itu (setidaknya butuh) Rp 1,8 triliun per tahun," kata Hilmar saat berbincang di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Selasa (6/9).
Ia merinci, apabila jumlah tersebut dibagi rata-rata, maka setiap orang harus mengeluarkan Rp 7.000 per tahun untuk investasi kebudayaan.
Hilmar menjabarkan, yang paling terdampak dari pemangkasan anggaran yakni di fisik, khususnya revitalisasi, perawatan museum dan sebagainya.
Sehingga, ia mengatakan, Kemendikbud ingin perawatan fisik penunjang kebudayaann menjadi tanggung jawab masing-masing daerah. Namun, perumusan anggaran tetap dilakukan secara nasional.
"Tapi tak dibebani ke kemendikbud, bebannya terbagi juga. Agar daerah punya komitmen lebih," ujar Hilmar.