Rabu 07 Sep 2016 14:41 WIB

Dewan Dakwah Sebut Tantangan Dakwah Makin Besar

Rep: Rizky Surya/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum DDII Muhammad Siddiq
Foto: ROL/afif Rahman Kurnia
Ketua Umum DDII Muhammad Siddiq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Siddiq mengatakan tantangan dakwah semakin besar di tengah arus globalisasi. Ia pun miris dengan arus budaya barat yang menggempur Indonesia.

Guna mengatasi gempuran tersebut, ia menilai dakwah masih menjadi salah satu sarana filterisasi bagi generasi muda. Ia berharap dakwah dapat diselenggarakan lewat sinergi antar ormas Islam agar hasilnya optimal. Sehingga ormas-ormas Islam tak jalan sendiri-sendiri.

"Seharusnya terjadi sinergi karena tantangan dakwah makin luar biasa. Ada arus besar pornografi yang belum selesai ditanggapi malah muncul arus besar LGBT, ini di samping narkoba dan pergaulan bebas yang sulit dikontrol lewat TV. Ini buat implikasi besar pada kegiatan dakwah," katanya kepada Republika, Rabu (7/9).

Sebagai organisasi dakwah yang berdiri sejak 1967, DDII punya solusi penangkalan arus budaya barat dengan membangun kompetensi pendakwah atau dai. Ia mengatakan pengembangan dai dilakukan DDII lewat Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) dan Akademi Dakwah Indonesia (ADI) di sepuluh provinsi.

"Kita punya lembaga pendidikan dakwah, STID di Tambun, kumpulkan Dai-Dai dari berbagai organisasi Islam. Kita juga punya sepuluh Akademi Dakwah Indoneisa yang tersebar di sepuluh provinsi. Diharapkan Dai-Dai itu bisa berdakwah dengan kualitas tinggi," ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis mengakui pentingnya peran pendakwah di era saat ini. Sebagai upaya pengembangan kualitas pendakwah, ia menjanjikan adanya standarisasi dakwah meliputi pola, etika dan sarana dakwah.

"Kita akan bikin standarisasi dakwah mulai dari tingkat kabupaten, kota, provinsi, nasional dan internasional dari sisi kompetensi Dai, misal Dai yang mana coocknya dimana gitu dakwahnya," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement