REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf menyerahkan daging kurban Masjid Nasional Al Akbar Surabaya kepada masyarakat di Pendopo Kantor Kelurahan Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Surabaya, Selasa (13/9). Total daging yang dibagikan kali ini sebanyak 633 kantong.
Direktur Utama Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Endro Siswantoro, mengatakan, dalam setiap kegiatan, pengurus masjid selalu mengutamakan warga disekitar masjid. Baik itu kegiatan sosial, bazar, dan lainnya, termasuk pembagian daging kurban kali ini.
Endro menyebutkan, pada Hari Raya Idul Adha tahun ini, Masjid Al Akbar Surabaya menerima 70 ekor kambing dan 23 ekor sapi. Termasuk sapi peranakan ongole seberat 1,1 ton dari Presiden RI Joko Widodo, sapi limusin seberat 1,05 ton dari Gubernur Jatim Soekarwo, dan sapi simental berbobot 850 kg dari Wagub Jatim.
Hewan-hewan kurban itu didistribusikan ke berbagai masjid di Jatim. Di antaranya Masjid Islamic Center Surabaya menerima sapi simental dari Wagub Jatim, Masjid Baitul Hamdi Kantor Gubernur Jatim menerima sapi kurban jenis simental seberat 750 kg dari Sekdaprov Jatim Akhmad Sukardi.
“Salah satu yang mendapat distribusi pembagian daging kurban tersebut adalah di Kelurahan Pagesangan ini, kami membagikan daging sebanyak 633 kantong dengan masing-masing penerima mendapat 1,5 kg,” jelasnya.
Menurutnya, pengurus masjid mendatangi langsung Kantor Kelurahan Pagesangan agar lebih tepat sasaran dan tidak memicu keributan. “Semoga tahun-tahun berikutnya bisa terus berkontribusi terhadap masyarakat Jatim, khususnya warga disekitar masjid,” harapnya.
Usai acara di pendopo kelurahan, Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, langsung mendatangi beberapa rumah warga di depan pendopo untuk membagikan daging kurban tersebut. Kedatangan Gus Ipul membuat sebagian warga terkejut dan senang.
Menurut Gus Ipul, momen Hari Raya Idul Adha bukan hanya sekedar menyembelih hewan kurban, melainkan momen yang menyadarkan umat Muslim tentang pentingnya kekuatan ketahanan keluarga. Hal itu dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS yang memiliki ketahanan keluarga yang luar biasa.
“Jika diperes, arti Idul Adha adalah ketahanan keluarga. Dimana Nabi Ibrahim AS, istrinya, dan anaknya, Nabi Ismail AS merupakan cerminan dari keluarga yang ikhlas, tangguh, serta taat kepada Allah serta rela berkorban. Dari orang tua yang baik, maka lahirlah generasi-generasi yang baik pula. Karena itu, mari kita maknai Idul Adha ini sebagai momen untuk memperkuat ketahanan keluarga,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul menyatakan, memperkuat ketahanan keluarga menjadi hal yang wajib dilakukan di era modern saat ini. Sebab, tantangan, permasalahan, dan godaan yang dihadapi manusia semakin kompleks. Di antaranya, narkoba, pergaulan bebas, pornografi, dan radikalisme.
“Keluarga adalah awal dari segalanya, dan menjadi yang pertama dan utama dalam mendidik dan meluruskan kita dari permasalahan itu. Mari kita contoh dan teladani keluarga Nabi Ibrahim AS yang sangat tangguh. Jika lingkup keluarganya baik, maka lahirlah generasi yang baik dan masyarakat yang baik pula,” ujarnya.