Jumat 16 Sep 2016 15:48 WIB

Gizi Buruk Hantui Anak-Anak Yaman

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Anak-anak di tengah konflik di Yaman.
Foto: reuters
Anak-anak di tengah konflik di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Houdaid Masbah duduk di samping tempat tidur anaknya di rumah sakit. Ia melihat tubuh anaknya yang berusia lima tahun itu telah menjadi kerangka dengan pipi yang cekung.

Gizi buruk kini menjadi momok baru di Yaman setelah adanya konflik. Situasi yang sama dirasakan hampir seluruh ibu di Hodeidah. Bahkan sebelum konflik terjadi, Hodeidah telah menjadi kota termiskin di Yaman.

Saat ini, serangan udara oleh koalisi Arab Saudi telah merampas mata pencaharian warganya. Koalisi menduga Huthi menggunakan nelayan Hodeidah untuk menyelundupkan senjata, sehingga mereka menghancurkan infrastruktur dan sejumlah perahu nelayan.

Para nelayan menjadi pengangguran. Mereka juga dilanda ketakutan karena sebagian rekan mereka tewas terkena serangan.

PBB memperkirakan sekitar 100 ribu anak di bawah usia lima tahun di Yaman berisiko menderita gizi buruk, termasuk di Kota Hodeidah. Sejak konflik berlangsung, harga pangan melonjak dan bensin mengalami kelangkaan.

Di Rumah Sakit Pusat Hodeidah, 12 unit tempat tidur khusus untuk anak dengan gizi buruk selalu terisi selama beberapa bulan terakhir. Anak-anak yang tubuhnya tinggal berselimutkan tulang dan kulit menangis di samping ibu-ibu mereka yang tak dapat berbuat apa-apa.

Sebelum konflik, seorang nelayan bisa menghidupi keluarganya sekitar 700 riyal atau Rp 2,5 juta per hari, dan memberi makan ikan, roti, serta nasi. Tanpa ikan dan uang, mereka mengurangi porsi roti dan teh untuk sarapan dan mengurangi nasi untuk makan siang.

"Kami memiliki 20 anak, dan situasi seperti ini sudah lazim di Hodeidah," ujar dokter anak di Rumah Sakit Pusat Hodeidah, Ossan al-Abbsi.

Menurutnya, kasus gizi buruk di wilayah ini terus meningkat. Sebelumnya, tempat tidur khusus pasien gizi buruk di rumah sakit tidak pernah terisi semuanya, tidak seperti sekarang.

Hodeidah telah diklasifikasikan sebagai satu dari 22 provinsi yang akan ditangani dari kelaparan. Hodeidah menurut laporan PBB pada Juni lalu, masih menempati peringkat pertama dengan pasien gizi buruk terbanyak

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement