REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bayi kembar siam berbadan satu, dua kaki, dua tangan dan dua kepala akhirnya meninggal dunia di ruang NICU (Neonatal Intensif Care Unit) Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (17/9).
Menurut keterangan di RSUP dr Wahidin Sudiro Husodo, bayi tersebut dirawat tim dokter selama tiga hari, sejak lahir pada Rabu (14/9) pukul 09.45 Wita melalui operasi caesar dan akhirnya meninggal dunia Sabtu (17/9) dini hari.
Tim dokter yang merawat bayi bayi yang belum diberi nama itu telah berupaya maksimal, bahkan sudah membentuk tim penyelamatan untuk menyelamatkan nyawa keduanya, namun Tuhan berkehendak lain.
Selama dirawat, bayi malang ini dibantu alat pernapasan, lahir dengan berat badan 3,4 kilogram, dengan panjang badan 42 sentimeter, apgar score (suatu metode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir, red) dalam kondisi sesak.
Pihak keluarga akan membawa jenazah bayi tersebut ke Kabupaten Bulukumba untuk dimakamkan. Ayahnya, Heri Yasmin (37) mengatakan, anaknya rencana dikuburkan di kampung istrinya, Fitriani (33), Desa Topanda, Kecamatan Rilau Alo, Kabupaten Bulukumba, Sulawesui Selatan.
Meski tinggal di Jalan Perintsi Kemerdakaan VII Makassar, Heri menyatakan jasad anaknya tidak akan dibawa ke sana dan langsung dibawa ke kampung halaman. "Tidak di bawa pulang ke rumah, tapi langsung dibawa ke Bulukumba," kata pria yang sehari-hari menjadi buruh bangunan itu sambil menunggu ambulans.
Meski demikian, masalah Heri belum selesai mengingat dana pemulangan anaknya memerlukan biaya besar untuk dibawa ke daerah dan menunggu bantuan dermawan.
"Biaya ke sana untuk ambulans Rp 1,360 juta setelah didiskon rumah sakit Rp 1,7 juta. Berat rasanya karena uang sangat terbatas mudah mudah ada bisa bantu-bantu, saya ini hanya tukang batu," tutur dia terlihat kebingungan.