Senin 19 Sep 2016 03:28 WIB

India Sebut Pakistan 'Negara Teroris'

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
India dan Pakistan
Foto: gurgaon
India dan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India secara terang-terangan menuduh Pakistan terlibat dalam serangan mematikan di sebuah pangkalan militer Kashmir. Seperti dilansir The Guardian, peristiwa yang menewaskan 17 tentara itu membuat India menyebut tetangganya sebagai 'negara teroris'.

Sebelumnya, pada Ahad (18/9) pagi, kelompok militan bersenjata menyerang markas militer India di Negara Bagian Kashmir. Daerah tersebut berbatasan dengan wilayah yang disengketakan dengan Pakistan. Serangan tersebut menjadi sejarah paling mematikan dan memicu kesedihan dan kemarahan di seluruh India.

Belum ada laporan resmi berapa jumlah korban tewas, namun setidaknya sekitar 35 tentara yang terluka. Sebanyak empat personel pasukan Fedayeen tewas dalam serangan yang berlangsung selama tiga jam di pangkalan militer di Kota Uri. Daerah ini berdekatandengan  'garis kontrol' militer yang membagi Kashmir, India dengan Pakistan.

Seorang direktur tentara India dari operasi militer umum (DGMO) mengatakan, keempat personel yang tewas itu memiliki ciri-ciri Pakistan.

Sebuah klaim menyebut, mereka adalah anggota Jaish-e-Mohammed, sebuah kelompok militan yang diduga memiliki hubungan dengan unsur-unsur dalam pemerintah Pakistan.

Baca juga, Pakistan Panggil Utusan India Terkait Kegiatan Mata-Mata.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri India, Rajnath Singh mengadakan pertemuan darurat pada Ahad (18/9) sore dengan para pejabat keamanan. Dalam serangkaian kicauan di Twitter, ia menuduh Pakistan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Saya sangat kecewa dengan upaya Pakistan untuk terorisme dan kelompok teroris," kata dia. "Ada kemungkinan pelaku serangan Uri yang sangat terlatih, bersenjata lengkap. Pakistan adalah negara teroris dan itu harus diidentifikasi dan mengisolasi," tulisnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement