REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- PBB mengatakan konvoi berisi bantuan kemanusiaan menuju Aleppo dihantam serangan udara pada Senin (19/9). Sebelumnya militer Suriah mendeklarasikan gencatan senjata yang telah berlangsung selama satu pekan sudah berakhir.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, serangan dilakukan oleh pesawat Suriah atau Rusia. Menurut kelompok monitoring tersebut, sudah ada 35 serangan udara di sekitar Aleppo sejak gencatan senjata berakhir.
Sekretaris Jenderal Federasi Internasional Palang Merah dan Red Crescent Societies, Elhadj As Sy mengatakan 14 relawan Bulan Sabit Merah Arab Suriah tewas dalam serangan. Sedikitnya 18 dari 31 truk pembawa bantuan milik PBB dan SARC terhantam.
Juru bicara PBB Setphane Dujarric mengatakan, konvoi itu membawa bantuan untuk 78 ribu orang di kota Urm al-Kubra. "Kemarahan kami atas serangan ini sangat luar biasa," kata Perwakilan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura.
Padahal konvoi tersebut, tambahnya, telah melalui proses izin yang sangat panjang. Persiapannya tidak main-main agar bisa menjangkau warga sipil yang terisolasi.
Baca juga, Aleppo Memerah Darah, Selamatkan Rakyat Suriah.
Penduduk lokal yang dihubungi Reuters mengatakan truk dihantam sekitar lima rudal ketika diparkir di pusat kerumunan milik Bulan Sabit Merah Suriah di Urm al-Kubra, dekat Aleppo.
Menurut penduduk, sejumlah fasilitas di sana mengalami kerusakan cukup parah dan sejumlah relawan terluka. Militer Suriah dan Rusia belum mengeluarkan pernyataan soal laporan ini.
Selain konvoi bantuan yang gagal ini, bantuan lainnya ke kota Talbiseh di provinsi Homs berhasil dilakukan. Palang Merah mengatakan ini adalah bantuan pertama sejak Juli lalu. Konvoi membawa makanan, air dan pasokan untuk kebersihan bagi 84 ribu orang.