REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Warga Kabupaten Langkat yang berada di pengungsian di lokasi yang disiapkan Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara mulai diserang penyaki gatal-gatal, batuk, dan diare. Berbagai penyakit itu muncul karena karena lingkungan yang kebanjiran.
"Ada 30-40 warga yang setiap harinya berobat selama banjir terjadi di kecamatan Hinai," kata salah seorang petugas kesehatan di posko pengungsian Asmayani di Hinai, Sabtu (24/9).
Warga yang datang berobat mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua yang rata-rata dikerenakan gatal-gatal, diare, batuk, dan Ispa. Pihaknya telah memberikan berbagai obat yang dibutuhkan untuk mengatasi penyakit yang dialami para pengungsi tersebut.
Demikian juga dengan warga yang berada di sekitar posko kesehatan yang datang untuk meminta obat dan diperiksa karena penyakit yang dalami mereka selama banjir terjadi. Selain melayani warga di pengungsian, tim kesehatan Puskesmas Hinai yang terdiri dari enam orang petugas itu juga melakukan pelayanan kesehatan keliling ke berbagai desa untuk mengobati warga yang terserang penyakit.
Salah seorang warga, Rafeah menjelaskan, rumahnya masih terendam banjir setinggi 60 sentimeter. Tetapi masih bertahan di kediaman keluaga yang tidak terkena banjir. Namun, ia tetap datang ke posko kesehatan untuk memeriksa kesehatan karena adanya penyakit gatal-gatal yang dialaminya.
"Setelah diperiksa kami terima obat langsung kembali pulang karena khawatir rumah ditinggalkan lama-lama takut dimasuki pencuri, makanya tidak mengungsi," katanya.
Ngatemi, seorang nenek berusia 60 tahun datang ke posko kesehatan untuk memeriksa kesehatannya karena selama ini berendam dengan air yang masuk ke rumahnya.