REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Bencana tanah longsor terjadi di Desa Sidengok Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, Ahad (25/9). Akibat bencana itu, satu rumah milik Sugiarto (57)mengalami rusak berat, dan seorang meninggal dunia. Korban meninggal bernama Nurhaidin (21), anak dari Sugianto.
Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga, Catur Subandrio membenarkan adanya bencana tersebut. "Korban sudah meninggal sudah berhasil dievakuasi tadi siang. Setelah disucikan, korban langsung dimakamkan di pemakaman desa setempat," kata dia.
Menurut informasi, bencana longsor terjadi pukul 07.00. Saat itu, kondisi cuaca di daerah setempat sebenarnya sedang tidak hujan. Namun malam sebelumnya, kawasan tersebut telah diguyur hujan cukup lebat dengan waktu yang cukup lama.
Saat kejadian, korban Nurhaidin sedang membersihkan saluran air yang ada di belakang rumah. Kebetulan, rumah Sugianto yang ditinggali 9 orang anggota keluarga tersebut tersebut, berada di bawah bukit cukup tinggi.
"Pada saat korban sedang membersihkan saluran air itulah, tebing setinggi 15 meter yang ada di atasnya tiba-tiba bergerak longsor sehingga menimbun korban dan membuat rumah Sugianto mengalami kerusakan," kata Catur.
Mendapat laporan adanya kejadian bencana tersebut, Catur menyatakan langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banjarnegara ke lokasi bencana. Bersama-sama dengan relawan dari TNI, Polri, PMI dan masyarakat, korban akhirnya berhasil diyemukan dan dievakuasi pukul 11.10.
Terkait kondisi curah hujan yang cukup tinggi belakangan ini, Catur mengaku sudah meminta masyarakat Banjarnegara yang tinggal di wilayah-wilayah rawan longsor untuk lebih waspada.
Selain bencana lonngsor, di kawasan Dataran Tinggi Dieng, pada Sabtu (24/9) siang, juga sempat dilanda banjir banjir. Banjir terjadi perbatasan antara Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar yang masuk wilayah Kabupaten Wonosobo.
Catur menyebutkan, banjir yang datang dari arah Gunung Prau sempat melanda kawasan Terminal Dieng dan permukiman warga dengan ketinggian air 50-70 cm. Namun setelah sempat menggenangi selama sekitar 3 jam, air kemudian surut.