REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teater Keliling akan berkolaborasi dengan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Paguyuban Mahadjaya Trisakti untuk memberikan pemetasan sebagai bakti pada negeri dari tiga generasi yang berbeda.
"Temanya nasionalisme dalam pementasan Sang Saka sebanyak 30 veteran Republik Indonesia akan hadir 30 veteran dan lima orang akan ikut berpartisipasi dalam pementasan teater," kata Dolfry Inda Suri General Manager Teater Garasi saat berkunjung ke Kantor Republika, Kamis (29/9).
Dolfry mengatakan dalam tidak hanya para veteran, para siswa sekolah yang dilatih oleh Teater Keliling juga akan ikut berpartisipasi pada pemetasan yang diselenggaran di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Pada pemetasan yang akan diselenggarakan pada 29 Oktober 2016 ini menceritakan kisah tiga orang sahabat yang bertemu kembali untuk berpetualang mencari harta karun yang sedang menjadi ulasan paling atas di dunia maya.
Ketiga sahabat itu membawa serta dua orang kenalan mereka dalam petualangan tersebut. Dalam perjalanan perburuan harta ini terbukalah rahasia dari setiap diri mereka dan menjawab penyebab kenapa mereka menjadi pemuda-pemuda bangsa yang lupa diri dan memupuskan rasa cintanya terhadap negeri.
"Penggambaran karakter-karakter generasi muda saat ini yang mulai kehilangan jiwa, semangat dan nilai kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa. Mereka lebih individualisme, terhanyut arus globalisasi, dan amnesia terhadap identitas sebagai anak bangsa," kata Dolfry.
Dolfry mengatakan teater ini akan mementaskan tiga babak. Pada babak kedua, ketiga sekawan tersebut akan menjelahi dimensi imajener napak tilas tokoh-tokoh bangsa.
Pada babak terakhir akan ada kaloborasi antara anak-anak muda dengan para veteran. Dolfry mengatakan Teater Keliling ingin memperkenalkan teater ke anak-anak muda. Karena sampai saat ini terutama di sekolah-sekolah negeri pelajaran seni terutama teater masih sangat sedikit diajari.
"Padahal 70 persen anak-anak yang ikut Teater Keliling rangking satu di sekolah, minimal mereka terlihat bukan orang-orang yang tenggelam, minimal masuk 10 besar jarang yang punya nilai jelek, jadi seni sebenarnya membantu pelajaran eksak," kata Dolfry.