REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengatakan Amerika Serikat dan Korea Selatan akan 'membayar apa yang mereka perbuat' setelah dua negara tersebut beruding tentang pembuatan sistem pertahanan rudal canggih. Pernyataan ini ditulis dalam koran Harian Rakyat, sebuah koran resmi Partai Komunis Cina, Sabtu (1/10).
Pada Juli lalu Korea Selatan menyetujui kerjasama pembangunan Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) untuk proteksi ancaman dari Korea Utara. Tapi rencana tersebut membuat Cina marah.
Cina khawatir radar kuat THAAD akan membahayakan keamanan dan tidak menurunkan suhu ketegangan di Semanjung Korea. Ketegangan di Semananjung Korea memang sedang tinggi setelah ada ujicoba nuklir Korea Utara awal tahun lalu. Korea Utara juga meluncurkan beberapa satelit, rudal dan ujicoba nuklir ke lima pada bulan lalu.
Dalam koran Harian Rakyat, Partai Cina mengatakan penolakan Cina atas THAAD tidak akan pernah berubah. Karena menurut mereka THAAD akan menjadi ancaman keseimbangan kawasan tersebut.
"Seperti negara-negara lain, Cina tidak bisa tak acuh atas persoalan keamanan yang akan mempengaruhi kepentingan inti," kata surat kabar tersebut yang dipublikasikan di bawah nama pena Zhong Sheng.
Zhong Sheng yang artinya "Suara Cina" sering digunakan Partai Cina untuk memberikan pandangan mereka tentang kebijakan luar Negeri. Dalam tulisan tersebut Zhong Sheng juga menambahkan Amerika dan Korea Selatan harus sadar bahwa Semananjung Korea bukanlah tempat tanpa resiko.
"Jika Amerika dan Korea Selatan melukai kepentingan strategis negara-negara lain termasuk Cina, mereka harus menerima serangan balik dan pembayaran dengan harga yang sama untuk itu," tulis Zhong Sheng.