Senin 03 Oct 2016 14:13 WIB

Ekspor Ternak Australia ke Indonesia Dibayangi Ketidakpastian

Tiga kapal ternak berlabuh di perairan Darwin pekan ini.
Foto: abc
Tiga kapal ternak berlabuh di perairan Darwin pekan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Setelah sebulan tanpa ketidakpastian, perdagangan ternak hidup Australia ke Indonesia telah kembali pulih dengan berangkatnya kapal pengangkut ternak hidup dari pelabuhan Townsville menuju Indonesia pada Kamis (29/9) dan kapal ternak lainnya juga akan diberangkatkan pada Ahad (2/10).

Ekspor ternak ke Indonesia pada bulan-bulan mendatang diharapkan juga akan terus mengalir deras seiring dengan sikap para importir dari Indonesia yang terus menentang keputusan pemerintah Indonesia yang hendak memperkenalkan aturan perdagangan baru. Dimana pemerintah Indonesia akan menetapkan persentase tertentu dari ternak sapi yang harus diimpor untuk tujuan pembibitan.

Seperti diketahui, empat perusahaan di Indonesia sekarang telah menerima izin impor setelah menyetujui protokol pembibitan ternak yang baru. Dua dari perusahaan tersebut, Santori dan Great Giant Livestock, telah menjalankan program pembibitan ternak sapi di Indonesia, yang tidak diragukan lagi amat membantu keputusan mereka menerima aturan perdagangan baru tersebut.

Salah satu sumber mengatakan kepada ABC Rural kalau kebanyakan dari kalangan importir tidak bersedia untuk melakukan usaha pembibitan ternak dan menghadapi risiko tidak mendapatkan izin apa pun. "Para pengusaha feedlot dan pembibitan ternah adalah dua usaha yang berbeda. Keduanya tidak bisa dicampurkan. Semoga saja pengusaha feedlot mampu bertahan dalam situasi ini lebih lama dan masih tetap bertahan ketika situasinya membaik.,” kata sumber tersebut.

Belum bisa dipastikan pada tahap ini apakah kapal Girolando Express, yang memasukan muatan ternak di Townsville, juga turut mengangkut 20 persen ternak bibit, atau jika kesepakatan pembibitan ini akan menjadi kebijakan yang berlangsung lama ketimbang pengiriman individual. Kapal Girolando saat ini tengah dalam perjalanan menuju Pelabuhan Panjang.

September, bulan ekspor ternak sepi

Penundaan yang disebabkan oleh aturan perdagangan baru oleh Pemerintah Indonesia mengakibatkan tidak ada ternak dari Australia yang tiba di Indonesia sepanjang bulan September kemarin dan ini terbukti membuat beban biaya para eksportir membengkak. Sementara itu masih terdapat beberapa kapal ternak hidup yang berlabuh di sejumlah pelabuhan utara karena masih menunggu izin, termasuk empat kapal di luar Pelabuhan Darwin.

Mick Kingham dari organisasi induk industri daging dan ternak Australia - Meat and Livestock Australia (MLA) mengatakan pekan ini akan ada penumpukan ternak di ladang-ladang di utara menunggu kelanjutan perdagangan dengan Indonesia.

"Sudah tentu ada sejumlah ternak yang tertahan di Charters Towers dan beberapa depot yang dekat dengan Townsville juga dipenuhi ternak. Beberapa perusahaan penggemukan ternak yang dekat dan berada di sekitar kawasan [Townsville] tentu saja juga akan mengalami penumpukan ternak,” katanya.

Juru bicara Partai Buruh bidang Pertanian Federal, Joel Fitzgibbon mengatakan bulan lalu pada dasarnya telah terjadi penundaan perdagangan dengan Indonesia dan Pemerintah Australia perlu melakukan upaya lebih. "Ini bukan peraturan yang secara komersil bisa berlanjut dan semua tergantung Barnaby Joyce untuk menelpon mitranya dan menyelesaikan masalah ini,” katanya.

"Saya mendengar informasi kalau sektor [industri ekspor ternak hidup] merasa frustasi karena tidak ada sikap dari kantor Menteri Barnaby Joyce. Dan sementara kondisi ini terus berlangsung, tak kurang dari enam kapal ekspor ternak Australia bersandar di pelabuhan Utara menunggu mendapatkan akses ke Indonesia," katanya.

Dalam pernyataannya kepada ABC Rural dari kantor Menteri Barnaby Joyce, dikatakan kalau menteri Joyce telah menghubungi mitranya di Departemen Pertanian Indonesia, bersama dengan Kementerian Luar Negeri juga telah melakukan komunikasi terus menerus dengan Pemerintah Indonesia mengenai masalah ini.

"Menteri menyadari kalau saat ini hanya 4 perusahaan saja yang telah mendapatkan izin import ternak hidup dan dampaknya beberapa pengiriman dijadwalkan akan berangkat dari Australia menuju Indonesia dalam beberapa hari mendatang, "katanya.

"Para pejabat Australia secara aktif mencari klarifikasi resmi dari Menteri Perdagangan Indonesia mengenai pemberitaan di media mengenai penghapusan sistem kuota impor untuk sapi bakalan hidup," katanya.

"Pemahaman Menteri adalah bahwa Pemerintah Indonesia belum mencapai keputusan akhir mengenai hal ini. Menteri tetap yakin bahwa apa pun keputusan akhir dari Indonesia, Australia akan tetap, seperti biasa, sangat kompetitif di pasar tersebut.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/ekspor-ternak-hidup-australia-ke-indonesia-kembali-pulih/7896894
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement