Rabu 05 Oct 2016 05:03 WIB

Gedung Putih Sebut Trump tak Pantas Jadi Panutan

Rep: Santi Sopia/ Red: Esthi Maharani
Dua calon presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Hillary Clinton akhirnya berhadapan langsung untuk melakukan debat pertamanya di Hofstra University, Hempstead, New York, Senin Malam (26/9)
Foto: AP
Dua calon presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Hillary Clinton akhirnya berhadapan langsung untuk melakukan debat pertamanya di Hofstra University, Hempstead, New York, Senin Malam (26/9)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menilai Calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump belum cukup pantas disebut sebagai panutan bagi warga Amerika. Dilansir Assosiated Press, Rabu (5/10), Gedung Putih bahkan prihatin dengan gaya retorika Trump.

"Ada ratusan juta warga Amerika yang menjalani kehidupan sehari-hari dan inilah yang bisa menjadi panutan bagi anak-anak. Saya kira dengan gaya retorika calon (presiden) dari Partai Republik, belum cukup pantas disebut sebagai role modele warga," kata Earnest.

Pernyataan dari Gedung Putih ini juga menyusul statement Senator Republik, Kelly Ayotte yang menyebut bahwa Trump merupakan sosok panutan bagi anak-anak. Sementara Pat Toomey yang juga Senator dari Partai Republik mengatakan, lawan politik Trump dari Parta Demokrat, Hillary Clinton juga belum layak dianggap sebagai sosok panutan. Sedangkan karakter Trump terutama dalam beretorika juga dinilai cukup vulgar dan serampangan.

"Tapi jujur, Hillary Clinton juga tidak layak, maksudku, soal ketidakjujuran, mengulangi kebohongan kepada rakyat Amerika, untuk keluarga korban Benghazi, dan persoalan etis yang serius," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement