REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Wisata kuliner daerah khas Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin diminati wisatawan lokal, bahkan turis asing yang berkunjung ke kabupaten itu.
"Makanya dalam promosi pariwisata daerah, rumah makan juga kami masukkan. Wisatawan yang datang selalu mencari menu apa saja yang menjadi khas Kotawaringin Timur," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman di Sampit, Rabu (5/10).
Seperti Rabu siang, sejumlah wisatawan asal Korea terlihat antusias mencoba berbagai menu di Rumah Makan Batu Mandi. Selain lahap menyantap berbagai menu makanan tradisional, wisatawan itu juga menikmati indahnya suasana pemandangan Sungai Mentaya karena rumah makan itu terletak di pinggir sungai.
Fajrurrahman mengatakan, antusias wisatawan lokal dan mancanegara menikmati wisata kuliner terus meningkat. Peluang itulah yang membuat kini bermunculan rumah makan di Sampit dengan menu khas tradisional.
Sejumlah menu yang kini banyak dicari di antaranya ikan jelawat, lais dan patin yang dimasak tu'up. Masakan khas berwarna kuning mirip sayur asam itu kini makin digemari karena rasanya sangat lezat. Selain itu banyak lagi menu tradisional lainnya yang tidak kalah lezat.
"Wisatawan yang sudah pernah merasakan masakan itu, rata-rata selalu mencari menu itu ketika mereka kembali berkunjung ke Sampit. Makanya kami mendorong pengusaha kuliner untuk menyiapkan kuliner tradisional khas Kotawaringin Timur," kata Fajrurrahman.
Erna, salah seorang pembeli mengaku sengaja berburu kuliner tradisional karena rasanya tidak membosankan. Setiap kali melakukan perjalanan ke daerah, dia mengaku menyempatkan mencoba menu masakan tradisional daerah setempat. "Kalau menu-menu yang umum itu di mana saja ada. Kalau menu tradisional, biasanya hanya bisa kita dapatkan di daerah itu saja," katanya.
Pemilik Rumah Makan Batu Mandi, Zam'an mengakui, menu makanan tradisional menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. Apalagi makanan-makanan khas yang ditawarkan bukan semata menjual imej kedaerahan, tetapi diminati karena rasanya memang lezat.
"Banyak menu tradisional lain yang disiapkan, khususnya yang berbahan dasar ikan jelawat. Kami memilih jelawat karena ikan ini memang khas daerah ini serta rasanya juga memang lezat dimasak dengan berbagai menu," kata Zam'an yang kini mengelola dua rumah makan di lokasi berbeda.
Menurutnya, makanan khas Kotawaringin Timur tidak kalah enak dengan makanan dari daerah lain. Ini dibuktikan dengan peningkatan pembeli dan tingginya permintaan makanan-makanan menu tradisional.
Pengusaha muda itu mengaku senang wisata kuliner di Kotawaringin Timur makin digemari wisatawan lokal dan mancanegara. Ini menjadi perkembangan positif yang dapat membantu mendorong perekonomian masyarakat dan daerah.