REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Warga Kabupaten Sukabumi yang tinggal di daerah rawan bencana diminta meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, saat ini tingkat intensitas hujan cukup tinggi.
"Kami sudah menyebarkan imbauan agar masyarakat mewaspadai perubahan cuaca," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar kepada Republika Kamis (6/10). Langkah ini untuk mengantisipasi perubahan cuaca ektstrem yang berpotensi menyebabkan bencana longsor dan banjir bandang di sejumlah daerah rawan.
Menurut Irwan, potensi turunnya hujan didasarkan pada informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Misalnya pada Kamis ini diperkirakan akan terjadi hujan ringan di wilayah pesisir Sukabumi.
Turunnya hujan dalam waktu lama terang Irwan, berpotensi menyebabkan bencana alam khusunya longsor dan banjir bandang. Terlebih, hampir semua kecamatan di Sukabumi yang berjumlah 47 termasuk ke dalam daerah rawan pergerakan tanah mulai dari sedang dan tinggi.
Irwan mengatakan, saat ini pemkab belum menetapkan status siaga darurat bencana longsor dan banjir. Hal ini dikarenakan pemkab masih menunggu kebijakan Pemprov Jawa Barat dalam menetapkan status tersebut.
"Meskipun demikian, kami tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana," terang Irwan.
Contohnya dengan menyiapkan relawan di 47 kecamatan dan ratusan desa maupun kelurahan. Sehingga ketika terjadi bencana maka bisa segera ditangani dengan cepat.
Di sisi lain lanjut Irwan, pemkab saat ini tengah membahas upaya relokasi bagi warga yang menjadi korban bencana pergerakan tanah di Kecamatan Curug Kembar. Bencana pergerakan tanah sebelumnya menerjang dua desa di Kecamatan Curug Kembar yakni Nagrakjaya dan Cimenteng pada Juli hingga Agustus 2016 lalu.
Data BPBD Sukabumi menyebutkan, jumlah rumah rusak mencapai sebanyak 429 unit. Rinciannya, sebanyak 174 unit rusak berat, 102 unit rusak sedang, dan 56 unit rusak ringan serta 97 unit rumah terancam.
"Untuk tahap relokasi, BPBD telah meminta Badan Geologi untuk melakukan kajian ke Sukabumi," ujar Irwan. Permintaan ini telah disampaikan ke Badan Geologi pada Rabu (5/10).
Kajian dari Badan Geologi ungkap Irwan, diperlukan agar upaya relokasi berada di lahan yang aman dari pergerakan tanah. Namun sambung dia, upaya relokasi warga ini belum tentu mendapatkan sambutan dari warga. Pasalnya, kemungkinan masih ada warga yang belum mau direlokasi ke tempat yang baru.
Kepala Seksi Kedaruratan, BPBD Kabupaten Sukabumi Agung Citra menambahkan, petugas di lapangan sudah diminta waspada menghadapi bencana alam baik longsor dan banjir bandang. Upaya tersebut dilakukan agar ketika terjadi bencana maka bisa segera ditangani dengan cepat teruatama dalam pertolongan dan penyaluran bantuan.