Ahad 09 Oct 2016 11:39 WIB

Satelit Deteksi 18 Titik Panas di Sumatra

Titik panas kebakaran lahan di Sumatra (ilustrasi).
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran lahan di Sumatra (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 18 titik panas di Sumatra dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen. Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi, mengatakan jumlah titik panas cenderung bertahan pada akhir pekan ini.

"Pagi ini satelit temukan 18 titik panas atau sama dengan kemarin yang tersebar pada tiga provinsi di Sumatera. Di Sumatra Barat terpantau penyumbang terbanyak yakni 10 titik panas," kata dia di Pekanbaru, Ahad (9/10).

Lalu, lanjutnya, di Provinsi Riau terdapat tujuh titik dan terakhir Provinsi Sumatera Utara terdeteksi satu titik panas. Ketujuh titik di Riau tersebut, rincinnya berada di dua kabupaten yakni Rokan Hulu lima titik dan Rokan Hilir terpantau dua titik panas.

Terdapat enam titik api dari total tujuh titik panas tersebut, berdasarkan analisa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) miliki tingkat kepercayaan karhutla di atas 70 persen. Empat titik di Kecamatan Tambusai Utara dengan masing-masing 81 persen, 82 persen, 83 persen, dan 86 persen, serta satu titik di Kecamatan Rokan IV Koto, dan 87 persen di Rokan Hulu.

"Satu titik di Kecamatan Pujud dengan persentase 80 persen di Rokan Hilir," ujar Slamet lagi. Satuan Tugas Siaga Darurat Karhutla Riau pekan ini telah menyebar total 64,4 ton garam sebagai upaya modifikasi cuaca untuk mempercepat proses turun hujan.

"Total yang disebar hingga hari ini 64,4 ton garam. Sedangkan yang tersisa 9 ton garam," kata anggota Satgas Udara Karhutla Riau Mayor Ferry Duwantoro.

Ia menyatakan, teknologi modifikiasi cuaca dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama satgas kebakaran karhutla dan satgas siaga darurat karhutla dimulai sejak pertengahan Juli 2016. Awalnya, operasi tersebut menggunakan pesawat tipe Cassa 212 dengan registrasi PK-PCT. Tapi, pesawat yang telah menyebar 40 ton garam itu diperbantukan ke Sumatra Utara.

Kini, upaya modifikasi cuaca dilanjutkan dengan pesawat tipe sama dengan registrasi A-2107 bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Dengan menggunakan A-2107 itu, kami telah menyebar 24,4 ton garam," ujarnya lagi.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement