Selasa 11 Oct 2016 03:42 WIB

Wagub Jatim Tinjau Banjir di Sidoarjo

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah kendaraan mogok saat mencoba menerobos banjir di jalan raya Trosobo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (10/10).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Sejumlah kendaraan mogok saat mencoba menerobos banjir di jalan raya Trosobo, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA –- Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meninjau banjir dengan genangan air mencapai sekitar 60 cm di Raya Trosobo Kabupaten Sidoarjo, Senin (10/10).

Gus Ipul, sapaan akrabnya, memastikan Pemprov Jatim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyiapkan bantuan kedaruratan bencana. Bentuk bantuan mulai dari menyiapkan kebutuhan masyarakat mulai dari makanan dan minuman, kebutuhan sehari-hari hingga menyiapkan dapur umum sampai pada lokasi evakuasi.  

Menurutnya, jika terjadi bencana di Jatim, BPBD selalu berpedoman pada Standart Operasional Prosedur (SOP) penanganan kedaruratan yang dipimpin oleh Kepolisian dan TNI. Kemudian, BPBD beserta relawan bergabung menjadi satu termasuk Tim SAR di dalamnya. Jika tahapan kedaruratan selesai, maka langkah selanjutnya fokus pada tahap rehabilitasi dan rekontruksi.     

Banjir yang terjadi di Trosobo ini, lanjutnya, disebabkan oleh adanya penyempitan aliran sungai sekitar area bawah jembatan fly over tol. Adanya rel kereta api juga mempengaruhi aliran air ke sungai.

“Langkah tercepat yang akan dilakukan oleh pemerintah yakni menambah pompa untuk mengurangi genangan air. Pada dasarnya, semua kerawanan bencana yang terjadi bisa di antisipasi oleh manusia, kecuali gempa. Sedangkan, bencana yang disebabkan oleh banjir hingga tanah longsor bisa di deteksi menggunakan teknologi,” ujarnya.

Gus Ipul menyatakan, Pemkab Sidoarjo harus berada di barisan terdepan dalam penanganan banjir maupun genangan air di wilayah Sidoarjo. “Pemkab Sidoarjo harus mencari upaya komperhensif dengan menghitung adanya dampak lingkungan seperti banjir dan lain sebagainya sebelum membangun permukiman, tempat industri hingga kawasan lain-lain,” imbuhnya.

Ia berharap, sebelum membangun kawasan pemukiman terlebih dahulu untuk membenahi masalah di daerah hulu hingga hilir. Pemkab diminta menghitung kemungkinan maupun dampak yang terjadi di hulu hingga masalah yang timbul hingga hilir sebelum membangun pemukiman.

Gus Ipul mengakui pertumbuhan hunian di Sidoarjo cukup pesat. Masyarakat menjadikan Sidoarjo sebagai tempat tinggal sekaligus tempat usaha, di samping susahnya lahan pemukiman penduduk di Surabaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement