REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ingin menghembuskan napas baru di dunia perpolitikan Indonesia. Sebagai partai politik (parpol) satu-satunya yang lolos verifikasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) di 2016, PSI ingin mengajak para anak muda yang ingin menorehkan sebuah cerita baru di tengah masyarakat Indonesia.
"Semua ini adalah pencapaian luar biasa dari anak muda, kader, dan pendukung PSI di seluruh Indonesia. Mereka telah menunjukkan keuletan dan kerja keras yang sungguh mengagumkan," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Isyana Bagoes Oka saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/10).
Dia mengakui bukan jalan mudah menghadirkan menu politik baru di tengah masyarakat yang telah dipenuhi keyakinan bahwa politik itu adalah hal buruk dan kotor. Bukan juga hal gampang untuk menghembuskan harapan baru di dalam ruang publik yang telah sesak padat oleh polusi korupsi.
Di awal perjalanan, kata Isyana, hampir tidak mungkin untuk menyisipkan sebuah cerita baru di antara parpol yang sudah ada. Namun berkat doa, dukungan, dan kerja keras PSI hadi di tengah masyarakat Indonesia.
Dia menyebut PSI adalah benih yang ditanam oleh kaum muda, bukan daur ulang partai lama. Parpol tersebut juga memberi jalan seluas-luasnya bagi perempuan Indonesia untuk berpartisipasi.
"Mari bersama kita tuliskan, kita gambar, kita warnai, kita sebarkan cerita baru Indonesia ke seluruh penjuru bangsa Indonesia," ujar Isyana.
PSI telah hadir di 34 provinsi, 418 kabupaten/kota (81 persen dari kabupaten/kota yang ada di Indonesia dan 3.146 kecamatan (60 persen dari kecamatan yang ada di Indonesia). Tak hanya itu, kepengurusan PSI adalah anak muda di bawah usia 45 tahun.
Persentase usia pengurus PSI adalah 34 persen terdiri dari usia 14 hingga 24 tajun, 41 persen terdiri dari 25 hingga 32 tahun, 19 persen terdiri dari 33 hingga 40 tahun, dan 6 persen terdiri dari 41 hingga 45 tahun. Ini menunjukkan pengurus PSI didominasi oleh anak muda. Dia menyebut pengurus PSI belum pernah menjadi pengurus harian partai politik manapun.
"Inilah mengapa kami menyatakan bahwa PSI adalah sebuah cerita baru. Karena napas solidaritas yang menyertai narasi kebajikan dan keragaman yang menjadi DNA kelahiran PSI benar-benar kami jaga, tidak hanya sekadar memenuhi persyaratan administrasi partai politik," ujar Isyana.