REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman pada Rabu (12/10) memutuskan memperpanjang partisipasinya dalam operasi militer internasional melawan kelompok ISIS hingga akhir 2017. Jerman menyatakan pasukannya akan bergabung dalam misi pengawasan NATO di pesawat-pesawat AWACS.
Mandat pengerahan sampai 1.200 pasukan Jerman dalam koalisi anti-ISIS dijadwalkan berakhir akhir tahun ini tetapi diperpanjang dan diperluas dengan mengawaki pesawat sistem kendali dan peringatan udara (Airborne Warning and Control System/AWACS).
"Kelanjutan partisipasi dalam perang melawan ISIS merupakan elemen penting keterlibatan kebijakan keamanan Jerman di kawasan tersebut," demikian pernyataan yang dikeluarkan setelah kabinet Kanselir Angela Merkel memutuskan untuk memperpanjang mandat tersebut.
Membantu perjuangan internasional menghadapi ekstremis ISIS yang berbasis di Irak utara dan Suriah "melawan bahaya langsung bagi Jerman, sekutu dan masyarakat internasional" menurut pernyataan itu.
Parlemen Jerman mengizinkan pengerahan tersebut pada Desember 2015, termasuk penerbangan pesawat untuk misi pengintaian dan pengisian bahan bakar di udara serta pengerahan kapal perang kecil untuk membantu melindungi kapal induk Prancis.
Perpanjangan pengerahan kekuatan, yang masih harus mendapat persetujuan parlemen, merupakan yang terbesar kedua setelah misinya di Afghanistan.
Pasukan Jerman ditempatkan di pangkalan udara NATO di Incirlik, Turki, dekat dengan perbatasan Suriah, demikian Antara News.