Sabtu 04 Jan 2025 16:58 WIB

Kepolisian Korsel Melarang CEO Jeju Air Meninggalkan Negaranya

Para pejabat Korsel melakukan pemeriksaan terhadap seluruh pesawat Boeing 737-800.

Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Pesawat Jeju Air 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan enam kru dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand jatuh terbakar dan meledak setelah mendarat dan kemudian menghantam tembok pembatas di bandara Internasional Muan. Data sementara 85 orang tewas dalam peristiwa itu.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat melakukan evakuasi di dekat puing-puing pesawat penumpang Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, Ahad (29/12/2024). Pesawat Jeju Air 7C2216 yang membawa 175 penumpang dan enam kru dalam penerbangan dari Bangkok, Thailand jatuh terbakar dan meledak setelah mendarat dan kemudian menghantam tembok pembatas di bandara Internasional Muan. Data sementara 85 orang tewas dalam peristiwa itu.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Polisi di Korea Selatan (Korsel) melarang CEO Jeju Air, Kim E-bae, meninggalkan negaranya. Ini dilakukan di tengah penyelidikan atas bencana udara paling mematikan yang pernah terjadi di wilayah Korea Selatan.

Langkah ini dilakukan pada Kamis (2/1/2025) lalu, ketika otoritas penerbangan meningkatkan penyelidikan mereka terhadap penyebab jatuhnya pesawat Jeju Air Penerbangan 2216 pada Ahad (29/12/2024), yang menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya. Polisi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka berencana untuk dengan cepat dan tegas menentukan penyebab dan siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.

Baca Juga

Dilansir dari laman Aljazirah, pihak berwenang Korea Selatan pada Rabu (1/1/2025) mengatakan mereka mengambil data awal dari salah satu dari dua kotak hitam Boeing 737-800, dan yang lainnya akan dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis karena kerusakan yang dideritanya dalam kecelakaan itu.

Para pejabat Korea Selatan telah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh pesawat Boeing 737-800 yang beroperasi, serta penyelidikan yang lebih luas terhadap seluruh operasi maskapai penerbangan negara tersebut. Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, mengatakan pada Kamis bahwa tindakan segera harus diambil jika inspeksi menunjukkan adanya masalah pada model pesawat tersebut.

“Karena ada kekhawatiran besar masyarakat mengenai model pesawat yang sama terlibat dalam kecelakaan itu, kementerian transportasi dan organisasi terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pemeliharaan operasi, pendidikan, dan pelatihan,” kata Choi.

Pakar penerbangan telah mengemukakan serangkaian kemungkinan penyebab dan faktor pendukung bencana tersebut, termasuk tabrakan dengan burung, kerusakan mekanis, dan adanya tanggul kurang dari 300 meter (328 yard) dari ujung landasan pacu.

Boeing 737-800 mendarat dengan perut di landasan pacu, tanpa roda pendarat terpasang, tak lama setelah pilot melaporkan adanya serangan burung ke pengatur lalu lintas udara, sebelum tergelincir ke tanggul beton dan meledak.

Kecelakaan itu merupakan kecelakaan paling mematikan yang melibatkan maskapai penerbangan Korea Selatan sejak Korean Air Boeing 747 jatuh di lereng bukit Guam pada tahun 1997, peristiwa itu menewaskan 228 orang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement