REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Muzadi menilai munculnya kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi karena kegelisahan rohani dan kesulitan ekonomi masyarakat. "Kesulitan ekonomi membuat mereka sangat tertarik kalau ada orang bicara tentang uang. Sementara hatinya kosong sehingga dia tidak bisa berpikir rasional," katanya usai menjadi penceramah dalam pengajian akbar di Alun-Alun Kota Magelang, Kamis (13/10) malam.
Muzadi mengajak masyarakat berpikir. Kalau memang seseorang bisa menggandakan uang, mengapa tidak uang sendiri saja yang digandakan. Ia mengatakan penggandaan maupun pengadaan uang itu kasus kriminal dan harus diselesaikan secara hukum.
Penggandaan uang, katanya, akan mempengaruhi moneter dalam negeri karena jumlah uang yang beredar tidak seimbang."Kalau pengadaan, uang itu milik siapa. Kalau digeser tempatnya berarti penipuan," katanya.
Menurut dia, masyarakat supaya diberikan sebuah bimbingan bahwa usaha yang tidak masuk akal itu jangan dituruti. "Model-model seperti itu sudah banyak, cuma bentuknya lain-lain. Ada yang seperti perusahaan emas, mereka mengumpulkan uang, tetapi emasnya tidak ada dan hanya diberi sertifikat tentang emas," katanya.