REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menurut survei yang dilakukan oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR), tujuh dari 10 Muslim Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan memilih calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton. Pemilihan dilakukan pada bulan November, mendatang.
Dilansir Business Standard, survey yang dilakukan meliputi permasalahan terorisme dan keamanan nasional. Hasil survey yang baru saja dirilis pada Kamis (13/10) kemarin, menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih Muslim akan memilih Hillary Clinton saat pemilihan.
Di AS setidaknya terdapat 3,3 juta Umat Muslim, baik pendatang maupun warga asli AS. Menurut perkiraan, jumlah umat Muslim tahun ini meningkat sekitar satu persen dari penduduk AS.
Sekitar 86 persen pemilih Muslim menggunakan hak suaranya pada pemilihan tahun ini. Sementara 12 persen pemilih Muslim lainnya masih ragu-ragu.
Menurut survei, dari 800 pemilih Muslim, hanya empat persen saja yang mendukung Donald Trump. Kurangnya dukungan terhadap Trump bisa dilihat sebagai akibat dari serangan langsung atas komunitas Muslim. Trump kerap kali menuduh dan menyalahkan umat Islam atas sejumlah kegiatan teroris atau radikal.
Sebanyak 61 persen dari responden mengatakan bahwa Partai Demokrat adalah ramah bagi Muslim, dibandingkan dengan 7 persen untuk Partai Republik. Diantara sejumlah isu yang dibahas selama kampanye, pemilih Muslim Amerika lebih tertarik pada pembahasan hak-hak sipil, pendidikan, Pekerjaan dan ekonomi. Sebaliknya, 62 persen dari responden mengatakan Partai Republik tidak ramah terhadap Muslim.