REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- Dinas Kesehatan Kabupaten Biak Numfor, Papua, menargetkan Biak bebas penyakit kaki gajah (filariasis) pada 2020 dengan mengintensifkan pemberian minum obat kepada warga melalui Puskesmas setempat, Sabtu (15/10).
Kepala Dinas Kesehatan Petrus Yapen di Biak mengatakan, stok obat pencegahan penyakit kaki gajah banyak tersedia karena dipasok langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua ke kabupaten/kota. Ia menyebut, penyakit kaki gajah merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh cacing filarial dan ditularkan oleh nyamuk.
"Pemerintah Kabupaten Biak Numfor sudah mencanangkan bebas dari filariasis di seluruh pelosok kampung dengan mengajak keikutsertaan seluruh aparatur pemerintah, dunia usaha dan komponen masyarakat, mencegah dan menanggulangi penyakit kaki gajah," kata Kadis Kesehatan Biak Petrus Yapen.
Kadis Kesehatan mengakui, penanganan pencegahan dan penanggulangan filariasis di Kabupaten Biak Numfor secara serius dalam upaya mendukung program pemerintah menuju eliminasi Filarisis pada 2020. Cara pencegahan penyakit kaki gajah, lanjutnya, dengan upaya menghindari diri dari gigitan nyamuk vector, memberantas nyamuk vector, dan minum obat pencegahan filariasis secara teratur kepada anak-anak dan orang dewasa.
"Warga Biak di berbagai kampung diimbau untuk membiasakan menjaga prilaku hidup sehat dan bersih sebagai antisipasi pencegahan penyakit filariasis," kata Petrus.
Berdasarkan data jumlah pasien penyakit kaki gajah di Kabupaten Biak Numfor sejak program pencanangan minum obat pencegahan penyakit kaki gajah pada 2015 sebanyak enam kasus. Data dari Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, tahun 2000, negara-negara anggota WHO termasuk Indonesia dalam Majelis Kesehatan Sedunia tersebut telah menyepakati untuk mengeliminasi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) agar tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi pada 2020.