REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban luka akibat robohnya jembatan penghubung Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, Klungkung, Bali, yang awalnya 18 orang, bertambah menjadi 30 orang. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan dari 30 orang tersebut, sebanyak 22 orang luka ringan dan delapan orang luka berat.
Kronologi Jembatan Roboh di Bali, 9 Tewas
Selain melukai 30 orang, kejadian nahas itu juga menewaskan sembilan orang.
Berdasarkan laporan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali yang diterima dari Puskesmas Nusa Penida dua dan Puskesmas Pembantu Ceningan, dari sembilan korban tewas ini, sebanyak delapan korban sudah berhasil diidentifikasi.
Delapan korban tewas ini adalah:
1. I Wayan Sutamat, 49 tahun, asal Jungut Batu.
2. Putu Ardiana, 45 tahun, Lembongan.
3. Ni Wayan Merni, 55 tahun, Jungut Batu.
4. I Putu Surya, 3 tahun, Jungut Batu,
5. I Gede Senan, 40 tahun, Kutampi Np.
6. Ni Wayan Sumarti, 56 tahun, Dusun Klatak.
7. Ni Putu Krisna Dewi, 9 tahun.
8. Ni Kadek Mustina, 6 tahun.
Hingga pukul 21.00 WITA pencarian korban dihentikan oleh masyarakat karena kondisi gelap. "Selain itu juga sudah tidak ada laporan dari masyarakat setempat yang anggota keluarganya hilang. Namun demikian evakuasi akan dilanjutkan besok pagi," katanya.
Berdasarkan laporan sementara, semua korban diketahui merupakan masyarakat lokal dan tidak ada warga asing. Pencarian dilakukan oleh masyarakat dan aparat setempat, serta petugas Basarnas dan BPBD Bali. Sutopo juga mengatakan evakuasi belum dapat menjangkau pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan.
Kapal Basarnas akan diberangkatkan pada Senin (17/10) pagi, pukul 06.00 WITA.
Sebelumnya, jembatan penghubung Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, Klungkung, Bali, diketahui roboh pada Minggu sekitar pukul 18.00 WITA. Sejumlah pengendara sepeda motor tercebur ke laut akibat kejadian itu