REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Pertarungan debat terakhir pemilu presiden AS telah berakhir, Kamis (20/10). Kedua kandidat Republik dan Demokrat terlihat agresif dan emosional. Keduanya saling menyerang juga mengungkit-ungkit kesalahan masing-masing.
Tidak jarang keduanya saling menginterupsi dan bersikukuh dengan argumennya di waktu bersamaan. Perdebatan mengulas soal sejumlah isu-isu terhangat seperti imigrasi, terorisme, masalah perempuan, pajak dan masalah lain yang menjerat masing-masing kandidat.
Jajak pendapat yang dilakukan CNN/ORC pascadebat menyebutkan 52 persen partisipan mengatakan Clinton menang debat. Sementara 39 persen mengatakan Trump yang menang.
Sejumlah isu yang menjadi perbincangan panas di awal debat adalah soal pajak dan yayasan milik masing-masing kandidat. Trump menuduh Clinton memberikan perlakukan khusus pada orang yang memberi donasi pada Clinton Foundation.
Baca: Trump Tolak Mengatakan akan Terima Hasil Pemilu
Trump juga mengatakan orang-orang di Wall Street 'membayarnya' dengan uang yang banyak untuk mendapat perlindungan. "Ini adalah lembaga kriminal," kata Trump.
Clinton membela diri, lembaganya itu telah memberikan bantuan pada sejumlah program di dunia dan di AS sendiri, seperti memberi bantuan pada korban bencana di Haiti. Ia juga membandingkan lembaganya dengan Trump Foundation yang menurutnya digunakan untuk membeli kapal dan pesawat. Trump langsung menyangkalnya selagi Clinton masih bicara.
Clinton juga menyerangnya dengan fakta Trump satu-satunya kandidat pilpres AS yang tidak mau mempublikasikan laporan pajaknya. Dalam kesempatan ini pun Trump membersihkan citranya yang dinilai suka melecehkan perempuan.
"Tidak ada yang menghormati perempuan seperti yang saya lakukan," kata dia.
Lebih jauh ia terus menekan kekacauan di Suriah dan Irak adalah berkat keputusan yang salah dari Clinton semasa jadi Menlu. Trump berkata Aleppo sangat buruk sekarang karena invasi AS.
Sejauh ini, jajak pendapat nasional sepakat Clinton memenangkan debat itu dibanding Trump. Meski demikian, debat ketiga ini juga memberi gambaran perbedaan kebijakan juga gaya antara kedua kandidat.