REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah spesies baru dinosaurus raksasa berleher panjang yang diumumkan Jumat (21/10) ini, makin memperjelas kemungkinan asal-usul kelompok dinosaurus berkaki empat (sauropoda) di Australia.
Spesies itu disebut Savannasaurus elliottorum merujuk nama peternak David Elliott, ketua Australian Age of Dinosaurs Museum (AAOD) di Winton, Queensland, yang pertama kali menemukan tulang fosil di daerah itu saat menggembala domba pada 2005.
Meskipun lokasi penemuan digali pada September tahun itu oleh tim dari AAOD dan Queensland Museum, namun butuh satu dekade untuk memindahkan tulang dari bebatuan tempatnya terendap. Savannasaurus dikenal masuk dalam kelompok sauropoda yang disebut titanosaurus, hewan darat terbesar yang pernah hidup, demikian dijelaskan Stephen Poropat dari Museum AAOD, penulis utama makalah yang menjelaskan temuan ini dalam jurnal Scientific Reports.
Dia mengatakan hanya sekitar 20 sampai 25 persen dari kerangka Savannasaurus telah ditemukan, sebagian besar dari batang tubuh, kaki depan dan panggul.
"Karena mereka adalah hewan yang sangat besar, maka tentunya perlu waktu bagi sedimen untuk menguburnya sebelum predator datang," kata Poropat.
Dia mengungkapkan gigi dinosaurus jenis karnivora telah ditemukan di situs fosil. Hal ini menunjukkan adanya kegiatan mengais bangkai Savannasaurus yang dilakukan dinosaurus karnivora. Poropat mengatakan Savannasaurus mungkin merupakan titanosaurus ukuran sedang sekitar setengah panjang Diplodocus, berukuran panjang antara 12 sampai 15 meter, dengan leher panjang dan ekor yang relatif pendek.
Namun, dia mengatakan fitur paling khas hewan ini adalah lebar pinggulnya, yang diukur mencapai 1,5 meter.
Debat tentang asal-usul Titanosurus Australia
Poropat dan rekannya juga menjelaskan dinosaurus lain, Diamantinasaurus Matildae, yang ditemukan 2009 dan kerangkanya termasuk yang tengkorak sauropoda pertama yang ditemukan di Australia. Savannsaurus dan spesies baru Diamantinasaurus kembali memunculkan perdebatan asal-usul titanosaurus Australia.
Studi tentang megafauna Australia sebelumnya menyatakan titanosaurus Australia paling mirip dengan dinosaurus dari Laurasia, benua kuno di belahan bumi utara. Tapi Poropat mengatakan hal itu tidak masuk akal mengingat dua benua super Gondwana dan Laurasia letaknya terpisahkan.
Dia mengatakan studi baru menunjukkan Savannasaurus dan Diamantinasaurus justru lebih erat terkait dengan spesies dari Amerika Selatan. "Menganggap dinosaurus Australia menunjukkan hubungan lebih dekat dengan dinosaurus Eropa dan Asia selalu membingungkan. Tapi dengan catatan fosil di Amerika Selatan yang semakin baik serta catatan fosil Australia terus meningkat, pemahanan kita tentang kedekatan dinosaurus kita dengan dinosaurus dari Amerika Selatan menjadi lebih baik," jelasnya.
Poropat mengatakan tampaknya Savannasaurus datang ke Australia sekitar 105 juta tahun lalu dari Amerika Selatan. Dia mengatakan tampaknya titanosaurs ini memanfaatkan peluang suhu hangat global saat itu untuk meninggalkan Amerika Selatan melalui Antartika menuju Australia di saat ketiga benua itu masih terhubung.
Makalah penting
Adam Yates, kurator senior Ilmu Bumi di Museum Northern Territory, mengatakan percaya temuan dalam makalah itu valid. "Ini makalah penting karena sebelumnya tak ada yang pernah serius memikirkan bagaimana kita bisa dapatkan dinosaurus seperti yang kita punya - jadi saya kira itu signifikan," ujarnya.
Titanosaurus khususnya mewakili salah satu "wilayah abu-abu terakhir" dalam pemahaman kita mengenai kisah dinosaurus. "Mereka ada dimana-mana dan ditemukan di seluruh dunia. Namun fosilnya seringkali tak lengkap, dan akibatnya pemahaman kita tentang keterkaitan titanosaurus yang berbeda cukup membingungkan dan kita tak punya pohon keluarga mereka yang cukup baik," kata dia.
Yates mengatakan perpindahan titanosaurus dari Amerika Selatan jauh "lebih masuk akal". Titanosaurus adalah kelompok dinosaurus yang relatif muda dan belum menyebar hingga era Cretaceous. "Ketika saatnya tiba, satu-satunya rute darat ke Australia adalah melalui Antartika," kata Yates.