REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Bentrokan sengit kembali terjadi antara pasukan Suriah dan Rusia dengan kelompok pemberontak di kota Aleppo, setelah kesepakatan gencatan senjata berakhir. Moskow sebelumnya telah memperpanjang gencatan senjata hari ketiga sampai pukul 19.00, waktu setempat.
Syrian Observatory for Human Rights melaporkan, bentrokan pecah di beberapa daerah yang di sepanjang garis perbatasan kota. Tiga orang terluka akibat penembakan di distrik Saleheddin dan Al-Mashhad, yang dikuasai pemberontak.
Setelah pemboman besar-besaran dan pengepungan terjadi selama berbulan-bulan, pemerintah Suriah meminta wilayah itu dikosongkan saat gencatan senjata. Meski demikian, tidak ada warga maupun kelompok pemberontak yang pergi selama gencatan senjata berlangsung.
Gencatan senjata dilakukan pada Kamis (20/10) lalu, setelah Moscow mengumumkan penghentian sementara operasi yang dilakukan untuk merebut kembali Aleppo. Tentara Suriah membuka delapan koridor untuk jalur evakuasi, namun hanya segelintir orang yang melewatinya.
"Anggota komite sipil dari distrik-distrik yang terjadi bentrokan, berusaha mengevakuasi warga yang terluka, tapi gagal," ujar Kepala Observatory, Rami Abdel Rahman, pada Sabtu (22/10), dikutip dari The Guardian.
PBB berharap gencatan senjata bisa dilakukan sebagai kesempatan untuk mengevakuasi warga sipil yang terluka. PBB telah menyusun rencana selama gencatan senjata, yaitu dua hari untuk evakuasi ke Aleppo barat, Idlib, dan Turki, serta sisanya untuk menyalurkan bantuan ke Aleppo timur.