REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sampang, Jawa Timur, menyatakan sebanyak 21 ribu kepala keluarga (KK) di wilayah itu kini terdampak banjir. Banjir terjadi usai hujan deras yang mengguyur Sampang sejak Ahad (23/10) pagi hingga sore.
"Jumlah KK terendam banjir ini berdasarkan hasil pendataan sementara yang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana BPBD Sampang hingga siang ini," kata Kepala BPBD Sampang Wisnu Hartono di Sampang, Senin (24/10).
Wisnu menjelaskan, ke-21 ribu kepala keluarga itu tersebar di lima desa dan dua kelurahan di Kecamatan Kota. Masing-masing Desa Kamoning, Pasean, Gunung Maddah, Desa Panggung, dan Desa Tanggumung. Sedangkan warga dua kelurahan yang terendam banjir, masing-masing Kelurahan Rongtengah, dan Kelurahan Dalpenang.
Banjir yang melanda Kota Bahari Sampang ini mulai terjadi pada Senin sekitar pukul 02.00 WIB dan arus banjir kian deras sejak sekitar pukul 06.00 WIB. "Semula banjir hanya menggenangi bagian utara, yakni di sepanjang aliran Sungai Kalikemuning, namun tadi pagi mulai memasuki kota," katanya.
Saat ini ketinggian genangan banjir di Kota Bahari itu rata-rata mencapai 50 sentimeter hingga 1 meter. Bahkan di beberapa titik sudah mencapai 1,5 meter. BPBD Pemkab Sampang dibantu TNI dan aparat kepolisian dari jajaran Polres Sampang telah membuat dapur umum dan posko penanggulangan bencana.
Hingga sekitar pukul 13.30 WIB belum ada tanda-tanda banjir akan surut, bahkan arus air cenderung semakin deras. Genangan banjir juga mulai memasuki halaman kantor Pendopo Wakil Bupati Sampang yang berjarak sekitar 200 meter ke arah selatan Monumen Kota Sampang.
Selain menggenangi perkampungan warga, banjir akibat luapan Sungai Kalikemuning itu juga merendam sejumlah lembaga pendidikan, sehingga kegiatan belajar mengajar terpaksa diliburkan.