REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur mendorong para pemuda muslim agar banyak yang menjadi pengusaha, untuk memperkuat ekonomi umat dan bangsa di masa-masa yang akan datang.
"Sebab, beragama itu akan menjadi lebih sempurna apabila ditopang oleh ekonomi yang kuat. Wong ibadah haji itu kan persyaratannya harus mampu secara ekonomi," kata Ketua ICMI Jatim Ismail Nachu di Pamekasan, Selasa (26/10).
Ismail mengemukakan hal ini saat menjadi pembicara dalam acara kajian bertema "Kontribusi Syariah dalam Sektor Pengembangan Ekonomi Umat" yang diselenggaran oleh Lembaga Kajian Islam Mujahidin (LKIM) Pamekasan.
Ia menjelaskan, dalam dunia Islam, dunia usaha sebenarnya telah diteladani oleh Nabi Muhammad SAW. "Nabi kita itu adalah saudagar, tapi umat Islam khususnya di Indonesia ini, sangat jarang yang bergerak di bidang ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ismail juga memaparkan tentang fenomena abad 21 saat ini yang menurutnya bisa menjadi pijakan dan pola pemikiran bagi generasi muda Islam, yakni terjadi perubahan yang sangat cepat dan radikal, termasuk dalam dunia bisnis.
Faktor perubahannya menurut mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini, pada revolusi digital. Sehingga, fenomena Abad 21, menurutnya, juga merupakan zaman yang tak pernah terbayangkan dan pada akhirnya menyebabkan semua orang gagap, dan sekaligus "ngawur".
Maka menjadi keharusan bagi pengusaha untuk menguasai dunia digital ini, bahkan kini sudah menjadi bagian dari dunia usaha. "Saya sendiri mengontrol usaha saya, hanya dengan melihat sistem aplikasi di komputer, tidak perlu turun ke lapangan langsung," kata pria yang juga pengusaha properti di Surabaya ini.