REPUBLIKA.CO.ID, Hidup Stephen Strange (Benedict Cumberbatch) berubah drastis setelah kecelakaan mobil mengerikan merenggut fungsi kedua tangannya. Saat terpuruk dalam kondisinya, ia mencari pemulihan ke tempat pengobatan misterius bernama Kamar-Taj di Kathmandu, Nepal.
Tak hanya dipulihkan secara jiwa raga, di lokasi itu Strange belajar hal-hal tak terduga seperti kemampuan supranatural. Lambat laun ia menyadari bahwa tempat bernaungnya adalah garis depan pertempuran melawan pasukan kegelapan yang berusaha menghancurkan dunia.
Strange sempat terbelit dilema, memilih kembali ke kehidupannya atau ikut beraksi menyelamatkan bumi. Saat harus menentukan di antara berbagai kemungkinan, serangan pasukan kegelapan mengancam eksistensi sang guru yang telah menyelamatkannya.
Doctor Strange adalah film pahlawan super kesekian yang diangkat dari komik Marvel. Namun, sinema besutan Disney Marvel ini menawarkan hal baru yang belum pernah ada dalam Marvel Cinematic Universe, yakni menyoal dunia mistis dan dimensi paralel.
Topik fantasi yang diusung tentunya mengharuskan efek visual mumpuni, yang dengan apik disajikan oleh sang sutradara Scott Derrickson. Aksi laga, dialog cerdas, dan kontemplasi tentang waktu serta semesta yang misterius membuat film ini menarik dan sangat layak ditonton.
Benedict Cumberbatch yang memerankan tokoh Strange patut diacungi jempol, selain para pemeran lain yang juga menghidupkan karakter. Cumberbatch mampu melepaskan citra Sherlock Holmes yang selama ini melekat padanya dan berubah menjadi sosok berbeda.
Disney dan Marvel selalu menyisipkan pesan dalam film-filmnya, dan hal sama juga berlaku pada Doctor Strange yang telah tayang di Indonesia mulai 26 Oktober 2016. Kali ini, yang mengemuka adalah tema mentorship, kesempatan kedua, dan ranah magis yang membuat manusia mempertanyakan eksistensinya.