Senin 31 Oct 2016 01:24 WIB

Pemerintah Diminta Transparan, 70 Persen Elpiji Berasal dari Impor

Rep: Frederikus Bata/ Red: Budi Raharjo
Pasokan Elpiji
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pasokan Elpiji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi, meminta Pemerintah lebih transparan ke masyarakat soal ketersediaan elpiji di Indonesia. Ia mengatakan 70 persen elpiji berasal dari impor.

"Perlu sosialisasi agar warga tahu ini barang langka," katanya dalam Diskusi di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Ahad (30/10).

Ia menuturkan saat ini pengguna elpiji 3 kilogram (kg) bukan cuma masyarakat miskin. Warga kelas menengah ke atas yang biasa memakai elpji 12 kg, turun kasta. "Ada insentif orang pindah ke (elpiji) 3 kg, karena yang 12 kg naiknya (harga) sekian kali lipat," ujar Kurtubi.

Mengenai kebijakan distribusi tertutup yang digagas pemeintah agar tepat sasaran, kata dia, belum dibicarakan dengan DPR. Namun usulan dana sebesar Rp 48 triliun untuk pos subsidi tersebut, sudah disepakati kedua belah pihak.

Pada intinya, menurut Kurtubi, pengawasan perlu diperketat. Mengenai provinsi DKI Jakarta yang bakal jadi percontohan, ia mengusulkan agar kelompok golongan masyarakat miskin perlu diberikan kartu.

Itu sebagai penanda kelompok yang berhak menerima elpiji bersubsidi. "Kelompok yang berhak kita lindungi, ada kepastian, kalau dengan kartu lebih mudah terkontrol," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement