REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono tidak menampik ada informasi yang beredar bahwa Brimob dari berbagai daerah juga akan ditarik ke ibu kota untuk melakukan pengawalan terhadap demo Ormas Islam yang akan dilakukan di Istana Negara pada Jumat (4/11).
“Saya monitor demikian ya (Brimob daerah ke Jakarta). Itu Mabes yang punya kewenangan terkait besaran-besaran personel. Mungkin perhitungan Mabes karena antisipasi jumlah kekuatan massa besar jadi mereka juga butuh kekuatan personel besar juga,” ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Ahad (30/10).
Kendati demikian, menurut Awi, pihaknya belum mengetahui jumlah persis personel yang akan dikerahkan untuk mengamankan demo yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tersebut.
“Belum tau, kita harus menunggu kekuatan dari pendemo lagi. Pemetaan-pemetaan kita update terus jumlah pendemo. Mungkin H-1 baru bisa clear itu. Dalam demo sebelumnya kan Habib Riziq menyampaikan bisa sampai 10 kali ya (lebih besar dari demo sebelumnya). kita lihat yang jelas akan kita siapkan berimbang dengan jumlah pendemo,” ucap Awi.
Ketika ditanya apakah dengan dikerahkannya Brimob dari daerah ke ibu kota, akan membuat masyarakt mengira Jakarta benar-benar mencekam? Awi berpendapat semua itu kembali kepada kendali Mabes Polri.
Baca juga, Ribuan Demonstran Mulai Bergerak Tuntut Ahok Diproses Hukum.
“Tentunya semua kendali Mabes Polri. Kalu untuk Polda Metro nanti kalau kita perlu kekuatan. Ya mungkin Mabes Polri sudah menyiapkan rencana-rencana tindak lanjut. Misalnya kalau pendemo jumlahnya banyak tentunya Polda Metro butuh kekuatan lebih mungkin itu dipersiapkan Mabes Polri untuk menyiapkan jauh-jauh hari. Tapi pergerakan Brimob itu dari Mabes Polri,” kata Awi.