Rabu 02 Nov 2016 13:09 WIB

Siswa SDN 1 Andir Belajar di Pengungsian

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Selain perahu, untuk melewati jalan yang terendam banjir luapan Sungai Citarum, masyarakat menggunakan delman seperti di Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (31/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Selain perahu, untuk melewati jalan yang terendam banjir luapan Sungai Citarum, masyarakat menggunakan delman seperti di Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Satu pekan lebih, banjir di Kecamatan Baleendah, Dayeuh Kolot dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung masih terjadi. Akibatnya, ribuan warga harus mengungsi dan rumah-rumah terkena banjir. Salah satu, fasilitas publik yang terkena banjir adalah SDN 1 Andir, Kecamatan Baleendah. Siswa akhirnya terpaksa belajar di GOR dan Asrama Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Baleendah.

Kepala Sekolah SDN 1 Andir, Ade Supriyadi (53) mengatakan sekolah terendam banjir sejak Rabu (26/10) hingga saat ini. Dengan ketinggian banjir mencapai 150 cm hingga 160 cm. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar siswa kelas 1 sampai kelas 6 yang berjumlah 284 orang dialihkan ke GOR SKB.

"Siswa dialihkan belajar ke GOR SKB saat banjir Rabu kemarin tapi karena GOR pada Ahad diisi oleh pengungsi kini dipindahkan belajar di (kamar-kamar) asrama SKB mencapai 70 persen dan tidak 100 persen. Sebab, masih ada anak yang dilokasi banjir tidak mengungsi," ujarnya, Rabu (2/10).

Menurutnya, meski kondisi banjir yang masih tinggi dan terjadi. Kegiatan belajar mengajar masih tetap berjalan dan tidak diliburkan. Dirinya berharap agar banjir bisa surut agar siswa bisa kembali belajar normal di sekolah.

"Saat ini jadwal belajar mengajar berjalan seperti biasa. Kedepan diharapkan ada perubahan, agar anak tidak belajar di pengungsian," ungkapnya.

Ia menuturkan, ketinggian banjir di sekolah mencapai 150 cm-160 cm. Sementara, pada Ahad kemarin ketinggian melebihi itu. Menurutnya, kondisi ruangan di asrama SKB yang serba terbatas tidak membuat semangat siswa untuk belajar luntur.

Berdasarkan pantauan, para siswa belajar di beberapa ruang di asrama SKB. Tidak ada kursi, meja belajar atau papan tulis. Namun, para siswa belajar dengan lesehan. Selain itu, ruangan yang sempit membuat siswa terpaksa berdesak-desakan belajar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement