Sabtu 05 Nov 2016 01:15 WIB

'Saya Nelayan, Jangan Sakiti Saya Pak Polisi'

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ani Nursalikah
Sepeda motor yang dibakar kelompok provokator di kawasan Gedong Panjang, Jakarta Utara, Jumat malam (4/11).
Foto: Republika/Ahmad Islamy Jamil
Sepeda motor yang dibakar kelompok provokator di kawasan Gedong Panjang, Jakarta Utara, Jumat malam (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat keamanan masih berusaha mengendalikan situasi di kawasan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara dan sekitarnya. Menurut pantauan, Sabtu (5/11) dini hari WIB, ratusan aparat kepolisian yang dibantu puluhan TNI terus bergerak ke arah utara untuk memukul mundur kelompok perusuh.

Hinggal pukul 01.20 dini hari WIB, polisi terus menembakkan gas air mata ke arah kelompok tersebut sehingga mereka pun terdesak di kampung nelayan Muara Baru yang berjarak beberapa ratus meter sebelah utara Gedong Panjang. Dalam operasi tersebut, polisi juga berhasil mengamankan beberapa orang yang diduga sebagai provokator aksi kerusuhan.

"Saya ini nelayan, Pak. Saya baru pulang dari melaut. Jangan sakiti saya, Pak," ujar salah seorang pemuda kepada aparat polisi yang menangkapnya, Sabtu (5/11).

Baca: Polisi: Perusuh Gedong Panjang tak Terkait Demonstran Istana

Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/11) malam. Kejadian berawal ketika sekelompok orang tak dikenal mulai mencegat beberapa mobil yang melintas di kawasan itu  sekitar pukul 20.00 WIB.

Oknum perusuh juga sempat menyulut api di sebuah toko peralatan pertanian di Gedong Panjang. Namun, polisi dengan sigap berhasil memadamkannya menggunakan air yang disemprotkan dari kendaraan water cannon.

Massa perusuh bahkan sempat membakar satu unit sepeda motor milik warga yang melintas di Jalan Raya Gedong Panjang. Selain itu, mereka juga menjarah minimarket yang di kawasan tersebut. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih terus bergerak ke arah utara untuk mengejar pelaku kerusuhan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement