REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- PBB memperingatkan kemungkinan terjadinya eksodus ratusan ribu pengungsi selama penyerangan pasukan Irak kepada ISIS dilancarkan. Warga banyak yang mengungsi untuk menghindari medan pertempuran.
Kepala International Organization for Migration William Lacy Swing mengatakan, terdapat 31 ribu warga Irak yang terusir dari rumahnya. "Sedangkan yang kembali rumahnya hanya sekitar 3.000 lebih," katanya, Sabtu, (5/11).
Jumlah ini, ujar dia, tak sebanyak yang diprediksi sebelumnya. Sebelumnya disebutkan jumlah warga yang terusir antara 500 ribu hingga 700 ribu orang. "Kami saat ini sedang mempersiapkan diri untuk membantu para pengungsi. Namun sulit melakukan perencanaan jika kami tak tahu berapa jumlah pengungsi yang akurat," katanya.
Juru Bicara HAM PBB Ravina Shamdasani mengatakan, ISIS telah memindahkan 1.600 warga yang diculik dari Hammam al Alil menuju Kota Tal Afar di barat Kota Mosul. "Selasa lalu mereka mengambil 150 keluarga dari kota tersebut dan membawanya ke Mosul."
Shamdasani mengatakan, warga diminta untuk menyerahkan anak-anak mereka terutama anak laki-laki yang berusia di atas sembilan tahun kepada ISIS. "Anak-anak itu sepertinya akan dilatih dan digunakan sebagai tentara anak-anak," katanya.
Komandan Operasi Militer Mosul, Mayor Jenderal Najm al Jabouri mengatakan, saat ini para militan ISIS yang tersisa di Mosul sebanyak 70 orang. "Namun militan ISIS yang tersisa ini kebanyakan adalah orang-orang asing, bukan orang Irak."
Mereka, ujarnya, terjebak di Kota Mosul karena tak mengenal medan Irak. "Mereka hanya pindah dari satu tempat ke tempat lain di Mosul. Mereka tak tahu akan melarikan diri ke mana," kata Jenderal Najm.