REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim SAR Mataram berhasil melakukan evakuasi terhadap korban meninggal di lokasi pemandian air panas Aik Kalaq, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) asal Malaysia bernama Ng Yin Teck (24).
Humas Kantor SAR Mataram Putu Cakra Ningrat mengatakan, proses evakuasi yang dilakukan sejak Rabu (9/11) pagi baru selesai pada malam sekitar pukul 22.40 Wita, dan langsung diserahkan kepada kepolisian.
Cakra menerangkan, sebelum Tim SAR Mataram naik ke lokasi kejadian, pihak Track Organizer (TO) telah lebih dulu mengirimkan porternya untuk menuju lokasi. Hal ini mereka lakukan sebelum memberikan laporan tenggelamnya WNA Malaysia tersebut.
"Porternya duluan berangkat sebelum kejadian itu, mereka sudah berangkat duluan inisiatif sendiri," katanya kepada Republika.co.id di Mataram, Kamis (10/11).
Dia menambahkan, Tim SAR Mataram menerjunkan 13 personel untuk melakukan evakuasi. Lamanya waktu evakuasi tak lepas dari cuaca buruk yang meliputi kawasan TNGR pada Rabu (9/11) kemarin.
"Rata-rata evakuasi di TBGR semua sulit karena medannya jauh dan sempit. Dari Danau ke Pelawangan itu enggak bisa kita angkat berempat karena jalan sempit, jadi harus berdua," katanya menambahkan.
Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Muhammad Rum menerangkan, seorang pengunjung asal Malaysia meninggal dunia di lokasi pemandian air panas Aik Kalaq Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pada Selasa (8/11) sekitar sekitar pukul 13.10 Wita. Pria bernama Ng Yin Teck (24) bersama rekannya Julian Boll (22) dan guide tiba di Danau Segara Anak sekitar pkl 12.00 Wita.
Kemudian, sekitar pukul 12.40 Wita, korban bersama teman korban mandi di pemandian air panas Aik Kalaq, dan sekitar 30 menit kemudian korban menyelam ke dalam air, namun tidak muncul lagi di permukaan air.
"Lalu teman korban meminta bantuan porter dan guide yang mendampingi untuk melakukan pencarian. Namun korban tidak ditemukan. Sekitar pukul 18.00 wita mayat korban ditemukan dalam keadaan mengapung dan tidak bernyawa," ungkapnya.
Dia menambahkan, penyedia jasa yang memfasilitasi korban dalam melakukan pendakian Track Organizer (TO) atas nama Suhardi (46), warga dusun Senaru, Kecamatan Bayan, dan Porter bernama Amak Bayan (38), warga Dusun Karang Bajo, Bayan, serta Guide Anan (30) warga Dusun Bayan Kecamatan Bayan.
Dia mengaku heran dengan kejadian ini mengingat pendakian yang dilakukan pada saat jalur pendakian masih ditutup sehubungan dengan aktivitas erupsi Gunung Barujari.
"Diduga korban bersama temannya bernama Julian Boll masuk melalui jalur ilegal (jalur tidak resmi) dan dikategorikan sebagai pengunjung ilegal," katanya menambahkan