REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang luar negeri, KH Muhyiddin Juanidi menilai terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS atau Hillary Clinton yang menjadi presiden tak akan mengubah situasi di dunia Islam. Amerika Serikat tetap akan menjaga agar negara-negara Arab terpecah dan berkonflik.
"Keduanya punya tujuan sama yaitu agar Arab tidak bersatu dan terus konflik demi stabilitas dan keamanan golden boy Israel," ungkapnya kepada republika.co.id, Kamis (10/11).
Namun, kata dia, Amerika juga tetap membutuhkan kerjasama dengan dunia Islam. Jika tidak, gedung putih akan sulit mempertahankan stabilitas ekonominya.
Ihwal kekalahan Hillary, Kiai Muhyidin menilai hanya faktor sosiologis karena kaum pria AS belum siap dipimpin oleh presiden wanita. Selain itu, dari sisi internal terdapat konspirasi pihak ketiga dengan dibukanya kembali kasus email kontroversinya Hillary yang melawan undang-undang.
"Isu tersebut sebenarnya mencuat kembali hanya utuk menggembosi Hillary," ujar dia. Rusia juga bermain dalam pemilu AS, karena ada kepentingan secara ekonomi, militer dan keamananan kawasan.
Terkait kekhawatiran Islamofobia yang meningkat di AS, Muhyidin mengatakan Islamfobia di AS akan tetap ada hanya saja sifatnya kasualistik dan situasional. Sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan.