Jumat 11 Nov 2016 08:58 WIB

Dolar AS Terus Menguat

Red: Nidia Zuraya
Karyawati menghitung uang dolar AS di tempat penukaran uang Bank Mandiri Syariah, Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung uang dolar AS di tempat penukaran uang Bank Mandiri Syariah, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang global pada Kamis (10/11) atau Jumat pagi WIB, karena kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS mendorong ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga di negara itu. Fokus pasar dengan cepat bergeser ke kebijakan-kebijakan ekonomi potensial presiden AS terpilih Trump pada Kamis (10/11).

Analis mengatakan, meningkatnya prospek pemotongan pajak dan serangkaian kebijakan-kebijakan yang secara umum propertumbuhan dari Trump, dibantu dan didukung oleh keberhasilan Republik menyapu bersih kursi di kongres, mengangkat spekulasi investor untuk kebangkitan kembali inflasi serta lebih banyak kenaikan suku bunga di waktu mendatang.

Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 5 November, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 254 ribu, turun 11 ribu dari tingkat belum direvisi pekan sebelumnya sebesar 265 ribu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (10/11).

Sementara itu, rata-rata pergerakan 4 minggu mencapai 259.750, meningkat 1.750 dari rata-rata direvisi minggu sebelumnya. Indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,26 persen menjadi 98,764 pada akhir perdagangan.