Senin 14 Nov 2016 11:52 WIB

Gempa Bumi Selandia Baru, Ibu Kota Dikosongkan

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Polisi dan warga setempat melihat kerusakan akibat gempa di sepanjang State Highway One dekat Kota Ward, selatan Blenhei, Selandia Baru, Senin, 14 November 2016.
Foto: REUTERS/Anthony Phelps
Polisi dan warga setempat melihat kerusakan akibat gempa di sepanjang State Highway One dekat Kota Ward, selatan Blenhei, Selandia Baru, Senin, 14 November 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Gempa bumi sebesar 7,8 skala Richter mengguncang wilayah selatan Selandia Baru, Senin (14/11) dini hari. Setidaknya dua orang tewas dan banyak bangunan rusak dalam peristiwa itu.

Sementara, ribuan orang dievakuasi ke daratan lebih tinggi untuk mengantisipasi terjadinya tsunami. Beberapa saat setelah gempa besar, gempa susulan dengan kekuatan 6,2 skala Richter juga terjadi. Beberapa orang yang terluka karena terkena reruntuhan bangunan dilaporkan berada dalam penanganan medis.

Saat ini, bangunan-bangunan di Ibu Kota Wellington juga dikosongkan sementara waktu. Para pekerja dan warga di sana diminta untuk menjauh karena petugas hendak melakukan penilaian terhadap risiko bangunan.

"Ini adalah gempa yang besar dan menjadi salah satu yang berpotensi mengguncang kuat Wellington," ujar Perdana Menteri Selandia Baru John Key. Ia juga mengatakan antisipasi gempa dengan cara melakukan penilaian bangunan akan menghabiskan biaya besar.

Key dijadwalkan melakukan perjalanan ke Kaikoura, sekitar 150 kilometer dari Christchurch yang terkena dampak gempa. Di wilayah itu hingga saat ini masih diberlakukan status keadaan darurat karena kekhawatiran gempa susulan yang besar dan tsunami.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement