Senin 14 Nov 2016 17:40 WIB

Mabes Polri Bantah Kebobolan Bom Samarinda

Rep: Mabruroh/ Red: Angga Indrawan
Sepeda motor milik terduga pelaku ledakan terparkir di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).
Foto: Antara/Amirulloh
Sepeda motor milik terduga pelaku ledakan terparkir di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan peristiwa bom di gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Ahad (13/11) kemarin adalah peristiwa tiba-tiba. Bahkan kata dia Mabes Porli sendiri belum mendengar akan adanya serangan tersebut.

"Iya tiba-tiba, tapi kalau jaringan-jaringan ini ada sudah sempat terdeteksi juga. Cuma kalau hari itu memang tiba-tiba," jelas Boy di Mabes Polri, Jakarat Selatan, Senin (14/11).

Meski demikian Boy membantah bila peristiwa di Ahad pagi itu adalah kebobolan dari Intelejen Polri. "Tidak, tidak bisa ngomong gitu. Bahasa itu tidak pas," ungkapnya.

Boy menuturkan memang benar bahwa tersangka bom molotov Juhanda (32) adalah mantan narapidana kasus bom di Serpong pada 2011 silam. Namun mantan napi yang kemudian kembali melancarkan aksinya dengan kasus yang sama, Boy persilakan untuk menanyakan bagaimana pengawasan tersebut kepada Dirjen Lapas Kemenkumham.

"Silakan ditanyakan kepada Dirjen Lapas Kemenkumhan, langkah-langkahnya seperti apa. Kita ada sistem sendiri, kita upayakan melakukan pengawasan terhadap mereka. Setelah keluar mereka menjadi orang bebas," paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement