REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH Muhammad Zainul Majdi bersama seluruh tokoh agama di NTB mengutuk aksi terorisme yang terjadi di Gereja Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Ia mengatakan, aksi kekerasan tersebut merupakan hal yang merusak kebangsaan dan tidak bisa ditolerir. "Bahkan ada yang meninggal dunia, putri kecil 2,5 tahun namanya Intan, semoga Allah muliakan jiwanya," ungkap Zainul Majdi di Pendopo Gubernur NTB, Jalan Pejanggik, Mataram, Senin (14/11) malam.
Pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) itu menyampaikan, seluruh umat beragama di Nusa Tenggara Barat, menentang tindakan terorisme tersebut. Menurut Zainul Majdi, seluruh umat beragama mengutuk aksi pemboman tersebut.
"Seluruh umat beragama menentang dan mengutuk hal-hal semacam itu. Kita berdoa, Insya Allah dengan persaudaraan kita, hal-hal seperti itu dapat kita hindari dan jauhkan sejauh-jauhnya dari daerah kita," lanjutnya.
Pembacaan sikap ini juga dihadiri Tokoh Agama Kristen di Mataram, Yahya Mugiono, Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTB I Gde Renjana, Sekretaris PWNU NTB Lalu Winengan, dan sejumlah tokoh agama serta pimpinan pondok pesantren di NTB.