Selasa 15 Nov 2016 16:17 WIB

Kota Bandung Rawan Banjir Meski Hanya Hujan Dua Jam

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ani Nursalikah
Banjir di Rancaekek, Bandung, Jumat (11/11)
Foto: Fauzi Ridwan
Banjir di Rancaekek, Bandung, Jumat (11/11)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Kota Bandung harus terus siaga terhadap banjir hingga akhir tahun ini. Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Yudha Mediawan, Kota Bandung rentan terjadi banjir walau curah hujan hanya 50 milimeter per detik dengan durasi selama dua jam saja.

"Ya, Bandung rentan. Karena lingkungan rusak, daerah resapan berkurang dan ada tutupan lahan," ujar Yudha dalam Seminar Solusi Penanggulangan Banjir Citarum di Hotel Grand Royal Panghegar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Selasa (15/11).

Yudha mengatakan, dari tata guna lahan, bisa dilihat daerah Geger Kalong, daerah Setrasari, dan sekitarnya banyak perumahan. Padahal sejak lima tahun lalu, Sukajadi jika hujan deras air limpasannya cukup banyak. "Air, limpasan tak ada yang tertahan pohon jadi masuk ke Citepus dan akhirnya meluap jadi banjir," katanya.

Baca: Diguyur Hujan, Jalan Pagarasih Bandung Kembali Kebanjiran

Untuk mengurangi banjir, kata dia, limpasan air hujan harus dikurangi dengan membuat tampungan air di setiap rumah. Nantinya, air tampungan yang berlebihan bisa masuk ke sumur resapan. Kalau tak tertampung di sumur resapan, bisa masuk ke sungai.

"Seharusnya, Pemkot Bandung mewajibkan tampungan air hujan ini. Bentuknya, bisa dibuat dalam bentuk tembok. Ini harus jadi syarat pembuatan IMB (izin mendirikan bangunan)," katanya.

Selain itu, kata dia, dari sisi struktural drainase di Kota Bandung harus diperbaiki dan diperbesar. Khusus banjir di Pagarsih, kata dia, Sungai Citepus meluap mengakibatkan banjir bandang karena kemiringan tinggi dan curam. Banjir bandang ini berbahaya karena memiliki energi yang tinggi bisa menyapu apa yang dilewatinya.

"Ini juga, harus diwaspadai karena biasanya terjadi juga kalau ada hujan ekstrem," katanya.

BBWS akan membangun kolam retensi di Gedebage dengan anggaran Rp 100 miliar dan kolam retensi Cienteung anggarannya Rp 230 miliar. "Targetnya, retensi Gedebage selesai 2019," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement